Jakarta – Militer Pakistan melancarkan serangan udara di wilayah Afghanistan pada Selasa malam, 24 Desember 2024, dengan menargetkan tempat persembunyian kelompok bersenjata Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) di provinsi Paktika. Serangan ini terjadi di distrik Barmal, yang berdekatan dengan wilayah kesukuan Waziristan Selatan di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Pakistan maupun Inter-Services Public Relations (ISPR), sumber tepercaya telah mengonfirmasi serangan tersebut kepada Al Jazeera. Pemerintah sementara Afghanistan yang dipimpin oleh Taliban juga mengonfirmasi serangan ini, namun menegaskan bahwa warga sipil turut menjadi korban. Menurut pernyataan dari kantor juru bicara Taliban, setidaknya 46 orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara tersebut.
Serangan ini merupakan yang kedua kalinya terjadi tahun ini dan berlangsung hanya beberapa jam setelah utusan khusus Pakistan untuk Afghanistan, Mohammad Sadiq, bertemu dengan Menteri Luar Negeri sementara Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, di Kabul. Dalam pertemuan tersebut, Sadiq menyampaikan keprihatinan Pakistan terhadap meningkatnya serangan lintas batas oleh TTP.
Analis menilai bahwa serangan udara ini berpotensi memperburuk hubungan antara kedua negara yang sudah tegang. Pakistan secara konsisten menuduh pemerintah Afghanistan memberikan perlindungan kepada kelompok bersenjata, terutama TTP, yang diduga melakukan serangan lintas batas terhadap pasukan keamanan Pakistan. Pekan lalu, TTP mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan setidaknya 16 tentara Pakistan di Waziristan Selatan, menjadikannya salah satu serangan paling mematikan terhadap personel keamanan dalam beberapa waktu terakhir.
Menurut pengamat keamanan Ihsanullah Tipu, serangan udara ini adalah bagian dari kampanye militer Pakistan yang disebut Azm-e-Istehkam (Tekad untuk Stabilitas), yang diluncurkan pada Juni lalu. Namun, Tipu menambahkan bahwa tindakan seperti serangan lintas batas ini seharusnya menjadi bagian dari kebijakan yang komprehensif dan terencana dengan baik, bukan langkah reaktif.
Meskipun pemerintah Afghanistan telah memberikan ancaman untuk melakukan retaliasi, analis menilai bahwa serangan lintas batas semacam ini semakin menjadi norma global dan tidak mungkin untuk Pakistan menghadapi kritik atau konsekuensi dari komunitas internasional. Namun, Amir Rana dari PIPS menyoroti tantangan diplomatik yang tengah dihadapi oleh Pakistan. Dengan diangkatnnya Sadiq kembali sebagai utusan khusus, ada harapan dalam memperbaiki hubungan antara kedua negara. Namun, serangan udara pada Selasa malam ini berpotensi menghambat kemajuan apapun sebelum dialog formal dimulai.