Kyiv – Rusia melancarkan salah satu serangan udara terbesar sepanjang perang terhadap Ukraina, dengan meluncurkan 127 rudal dan 109 pesawat nirawak. Serangan ini dilaporkan menewaskan setidaknya tujuh orang dan melukai puluhan korban lainnya.
Serangan ini terjadi pada Senin, 26 Agustus 2024. Dari total rudal dan drone yang diluncurkan, 102 rudal dan 99 pesawat nirawak berhasil memasuki wilayah Ukraina, menghantam lebih dari separuh wilayah negara tersebut. Serangan ini tidak hanya menargetkan infrastruktur energi, menyebabkan pemadaman listrik besar-besaran, tetapi juga menunjukkan bahwa Rusia masih memiliki kemampuan untuk memberikan dampak besar dalam konflik ini.
Ukraina berhasil menembak jatuh sebagian besar misil dan drone yang diluncurkan oleh Rusia, tetapi beberapa berhasil mencapai target, termasuk infrastruktur sipil di kota Kryvyi Rih di Timur Ukraina. Serangan ini menyebabkan satu wanita tewas dan lima lainnya hilang. Selain itu, serangan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur penting, termasuk pembangkit listrik tenaga air di utara Kyiv. Akibatnya, terjadi pemadaman listrik dan gangguan pasokan air di banyak kota, termasuk di ibu kota, Kyiv.
Serangan ini adalah bagian dari strategi Rusia yang secara konsisten menargetkan infrastruktur energi Ukraina sejak invasi penuh dimulai pada Februari 2022. Meskipun Ukraina telah mendapatkan pasokan energi dari Uni Eropa, hal ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, sehingga pemadaman listrik terencana dilakukan di seluruh negeri untuk melindungi kebutuhan kritis seperti rumah sakit dan situs militer.
Serangan udara Rusia ini juga berupaya untuk menggoyahkan semangat rakyat Ukraina, terutama setelah Ukraina berhasil melakukan serangan mendalam ke wilayah Rusia di Kursk. Namun, Presiden Zelensky terus mendesak sekutu Barat untuk memberikan dukungan lebih lanjut, termasuk izin untuk menggunakan senjata mereka untuk menyerang lebih dalam ke kawasan Rusia.