Jakarta – Kapal penampung minyak mentah FSO (Floating Storage and Offloading) Arco Ardjuna milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) resmi mengakhiri masa baktinya setelah beroperasi selama sekitar 52 tahun. Pelepasan kapal ini dilakukan langsung oleh General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, dengan membunyikan hand horn dari atas Central Plant Flowstation yang berjarak sekitar satu kilometer dari FSO Arco Ardjuna.
Dalam prosesi pelepasan tersebut, lima kapal mengitari Arco Ardjuna sambil mengaktifkan sistem ‘Fifi’ atau firefighting. Semprotan air dari kapal-kapal ini menjadi simbol lambaian tangan para kru pekerja yang mengiringi perpisahan dengan FSO Arco Ardjuna.
FSO Arco Ardjuna memiliki bobot 153.202 ton dengan dimensi panjang 142,6 meter dan lebar 48,2 meter. Kapal ini memiliki kapasitas penyimpanan terpasang sebesar satu juta barel minyak mentah. Muzwir Wiratama menyebutkan bahwa FSO Arco Ardjuna telah banyak mendukung operasi hulu migas lepas pantai Blok ONWJ dan menjadi fasilitas penampungan minyak terapung tertua yang masih beroperasi di dunia hingga saat ini.
FSO Arco Ardjuna pertama kali dioperasikan oleh Arco pada tahun 1972. Seiring berjalannya waktu, pengelolaan aset ini berpindah tangan seiring dengan alih kelola wilayah kerja ONWJ, hingga akhirnya dikelola oleh PHE ONWJ pada tahun 2009. Selama masa baktinya, FSO Arco Ardjuna mencatatkan prestasi gemilang dengan tidak pernah mengalami lost time incident (LTI) sejak pencatatan dilakukan pada tahun 2011. Hal ini membuat FSO Arco Ardjuna sebagai salah satu tempat kerja yang paling selamat dan aman bagi para pekerjanya.
Aktivitas lifting terakhir dari FSO Arco Ardjuna diselenggarakan pada 14 Agustus 2024 lalu. Sebanyak dua ratus ribu barel minyak mentah dipindahkan ke kapal tanker MT. Success Dalia XLVIII untuk dikirim ke kilang Plaju di Palembang. Selama masa baktinya, ruang kendali kapal penampung minyak mentah ini hanya pernah diduduki oleh puluhan personil yang mengomandoi total 4.350 kegiatan lifting minyak mentah.