Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menegaskan bahwa pemerintah telah merancang strategi jitu untuk mengatasi kemerosotan jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia. Salah satu langkah utama yang diusulkan adalah pembukaan lapangan kerja baru. Penurunan kelas menengah ini dipicu oleh melemahnya daya beli masyarakat akibat kondisi ekonomi global yang tidak stabil.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) saat ini tengah melakukan pemantauan ketat untuk memastikan bahwa tren penurunan kelas menengah tidak berlanjut. Penurunan ini, jika tidak segera diatasi, dapat menyebabkan peningkatan jumlah masyarakat yang masuk ke dalam kelompok rentan miskin dan miskin.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah masyarakat kelas menengah mengalami penurunan signifikan dari 57,33 juta orang pada tahun 2019 menjadi 47,85 juta orang pada tahun 2024. Ini berarti ada sekitar 9,48 juta orang yang mengalami penurunan status dari kelas menengah.
Yusuf Wibisono, seorang ekonom dan Direktur Next Policy, menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurutnya, penciptaan lapangan pekerjaan yang berkualitas secara luas sangat diperlukan untuk menyelamatkan kelas menengah. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dengan biaya terjangkau.