Jakarta – Menjelang akhir masa baktinya sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati melangkahkan kaki ke New Hampshire, Amerika Serikat. Menteri yang menjadi bagian dari kabinet Presiden Joko Widodo ini tampil sebagai panelis dalam konferensi Bretton Woods, sebuah pertemuan eksklusif yang dihelat oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Dalam forum tersebut, Sri Mulyani memimpin diskusi bersama dua penasihat Bretton Woods lainnya, yaitu Patrick Achi, mantan Perdana Menteri Pantai Gading, dan Mark Malloch-Brown, mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sri Mulyani hadir bersama sejumlah pemangku kepentingan global untuk membahas arah ekonomi dunia dalam dua hingga tiga dekade mendatang. Diskusi ini mencakup perkembangan multilateralisme serta peran sektor perbankan dan lembaga pembiayaan dalam mendukung stabilitas dan kesejahteraan global.
Kegiatan ini juga menandai peringatan 80 tahun berdirinya dua lembaga keuangan terbesar di dunia, Bank Dunia dan IMF. Sri Mulyani menegaskan bahwa kehadirannya sebagai Menteri Keuangan Indonesia bertujuan untuk berbagi pengalaman dalam menghadapi krisis, termasuk pandemi Covid-19.
Menurut laman resmi IMF, acara ini berlangsung selama dua hari, yaitu pada 26-27 September. Konferensi ini mempertemukan sekelompok kecil pemikir global dari berbagai bidang, termasuk sejarah, hubungan internasional, ilmu politik, keuangan, dan bisnis, di lokasi bersejarah Konferensi Moneter dan Keuangan PBB tahun 1944, yang dikenal sebagai Konferensi Bretton Woods.
Retret ini merupakan bagian dari rangkaian konsultasi berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan IMF dan Bank Dunia. Agenda ini akan terus dipimpin oleh Penasihat Eksternal dalam berbagai acara dan keterlibatan yang direncanakan dalam beberapa bulan mendatang.