Jakarta – Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta, mengungkapkan strategi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh PT Penanaman Nasional Madan (PNM) di Banyuwangi, Arif menjelaskan bahwa pemerintah memiliki tiga pendekatan utama dalam memberantas kemiskinan ekstrem dan telah membentuk satuan tugas konvergensi untuk tujuan tersebut.
Arif menjelaskan bahwa salah satu pendekatan utama adalah peningkatan pendapatan melalui program pemberdayaan atau kewirausahaan. Salah satu program yang terlibat dalam upaya ini adalah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang dikelola oleh PNM. Program Mekaar menyasar perempuan berkeluarga yang tergolong pra-sejahtera dengan memberikan pinjaman modal minimal Rp2 juta kepada setiap individu untuk memulai usaha atau menciptakan penghasilan sendiri. Mekaar menerapkan sistem tanggung renteng, di mana peserta yang ingin meminjam harus tergabung dalam kelompok atau membentuk kelompok minimal 10 orang.
Pendekatan kedua yang dijelaskan oleh Arif adalah pengurangan wilayah kantung kemiskinan melalui pembangunan infrastruktur. Arif mencontohkan penggunaan dana desa sebagai bentuk kehadiran negara dalam pembangunan infrastruktur di daerah terpencil. Dia menggambarkan kondisi jalan menuju Desa Telemung, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, yang terletak di dataran tinggi dan jauh dari aktivitas ekspor-impor. Meskipun jalan-jalan di sana seperti lereng bukit, namun di dekat permukiman jalan tampak di-paving, menunjukkan upaya pemerintah dalam meningkatkan aksesibilitas dan infrastruktur di daerah tersebut.
Arif menegaskan bahwa pendekatan yang dilakukan pemerintah selama ini telah membuahkan hasil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin ekstrem di Indonesia pada Maret 2024 tercatat sebesar 0,83 persen, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,12 persen. Selain itu, angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2024 berada di angka 9,03 persen, mengalami penurunan sebesar 0,33 persen dari tahun sebelumnya.