Jakarta – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta telah memanggil Suswono, calon wakil gubernur DKI Jakarta, untuk memberikan klarifikasi terkait pernyataannya yang kontroversial mengenai “janda kaya menikahi pria pengangguran”. Pernyataan ini telah menimbulkan polemik di kalangan masyarakat dan memicu laporan ke Bawaslu.
Benny, perwakilan dari Bawaslu DKI Jakarta, menyatakan bahwa kehadiran Suswono dalam pemanggilan tersebut belum dapat dipastikan. Namun, ia menegaskan bahwa jika Suswono tidak hadir, Bawaslu akan mengikuti prosedur yang berlaku dengan melakukan pemanggilan ulang. Hal ini menunjukkan keseriusan Bawaslu dalam menangani isu yang sensitif ini.
Selain Suswono, Bawaslu juga memanggil Fahira Idris, yang merupakan penyelenggara acara di mana pernyataan tersebut disampaikan. Fahira dijadwalkan untuk hadir pada pukul 17.00 WIB sore ini. Pemanggilan ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai konteks dan maksud dari pernyataan yang disampaikan oleh Suswono.
Sebelumnya, Ketua Ormas Betawi Bangkit, David Darmawan, telah melaporkan Suswono ke Bawaslu Jakarta atas dugaan penistaan agama. Laporan ini diajukan setelah pernyataan Suswono mengenai janda kaya yang menikahi pria pengangguran dianggap menyinggung perasaan sebagian masyarakat. Laporan tersebut menambah tekanan terhadap Suswono dan tim kampanyenya.
Pernyataan yang menjadi sorotan ini disampaikan oleh Suswono saat menghadiri deklarasi ormas yang digalang oleh Fahira Idris dan Bang Japar di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta Selatan, pada Sabtu (26/10). Dalam acara tersebut, Suswono memaparkan program kesejahteraan sosial yang diusung oleh pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), yang bertujuan untuk membantu berbagai kalangan, termasuk janda miskin.
Pernyataan Suswono mengenai janda kaya yang menikahi pemuda pengangguran mendapat respons beragam dari masyarakat. Beberapa pihak menganggap pernyataan tersebut sebagai penghinaan dan tidak pantas disampaikan oleh seorang calon pemimpin. Suswono sendiri telah meminta maaf atas ucapannya, namun kontroversi ini tetap menjadi perhatian publik.
Menanggapi kritik yang muncul, Suswono segera menyampaikan permintaan maafnya. Ia menjelaskan bahwa pernyataannya dimaksudkan untuk memberikan contoh dari kisah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah, namun ia menyadari bahwa ucapannya dapat disalahartikan dan menyinggung perasaan masyarakat. Suswono berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan di masa mendatang.