Jakarta – Baru-baru ini, jagat maya Instagram diramaikan oleh seruan yang banyak dibagikan oleh warganet mengenai bahaya memberikan teh kepada anak-anak. Pertanyaannya, seberapa besar dampak teh terhadap kesehatan anak jika dikonsumsi secara berlebihan?
Menurut dr Ratih Puspita, SpA, seorang spesialis anak, salah satu masalah utama dari pemberian teh pada anak adalah kandungan kafein dan tanin yang terdapat di dalamnya. Dr Ratih menegaskan bahwa anak-anak sebaiknya tidak mengonsumsi kafein, yang umumnya ditemukan dalam teh dan kopi.
Kafein dalam teh dapat menyebabkan masalah jantung berdebar pada anak-anak. Ini adalah salah satu alasan mengapa konsumsi teh harus dibatasi.
Selain kafein, tanin dalam teh juga menjadi perhatian. Dr Ratih menjelaskan bahwa tanin dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Kebiasaan memberikan teh kepada anak setelah makan, terutama setelah mengonsumsi makanan yang kaya zat besi, dapat menghambat penyerapan zat besi dengan baik.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko anak mengalami kekurangan zat besi, padahal zat besi sangat penting untuk pertumbuhan anak.
Namun, orang tua tidak perlu terlalu khawatir dan menghindari teh sepenuhnya. Selama teh diberikan dalam jumlah yang wajar dan sesuai aturan, anak-anak masih bisa mengonsumsinya.
Spesialis gizi dr Raissa E Djuanda, MGizi, SpGK, AIFO-K, FINEM, memberikan panduan bahwa orang tua sebaiknya memberikan jeda antara konsumsi teh dan makanan berat setidaknya 1-2 jam. Selain itu, hindari memberikan teh kepada anak setelah mereka mengonsumsi makanan tinggi zat besi. Beberapa makanan yang kaya zat besi antara lain daging merah, sayuran hijau atau berdaun gelap, dan kacang-kacangan.