Tentara Thailand Menuduh Kamboja Langgar Gencatan Senjata, Bentrokan Berlanjut

Husni Rachma
3 Min Read

HALUAN.CO – Meskipun telah ada kesepakatan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja, ketegangan kembali merebak pada Selasa (29/7) setelah tentara Thailand menuduh Kamboja melanggar perjanjian tersebut. Bentrokan dilaporkan masih terjadi di beberapa titik perbatasan, meskipun kedua pihak telah menyetujui penghentian pertempuran yang diumumkan pada Senin malam.

Wakil juru bicara tentara Thailand, Ritcha Suksuwanon, mengungkapkan bahwa setelah gencatan senjata diumumkan, terjadi gangguan di wilayah Phu Makua yang diduga dilakukan oleh pihak Kamboja.

“Ini menyebabkan baku tembak antara kedua belah pihak yang berlangsung hingga pagi hari,” jelasnya.

Selain itu, bentrokan juga dilaporkan terjadi di wilayah Sam Taet hingga pukul 05.30 waktu setempat.

Perundingan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja berlangsung setelah lima hari pertempuran sengit di sepanjang perbatasan yang menewaskan sedikitnya 33 orang dan menyebabkan ribuan orang terpaksa mengungsi.

Kesepakatan ini dicapai dengan mediasi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang mengumumkan bahwa gencatan senjata tanpa syarat berlaku mulai tengah malam, 28 Juli 2025.

Berita Lainnya  AS Terlibat dalam Perundingan Gencatan Senjata Thailand-Kamboja di Malaysia

“Ini adalah langkah pertama yang krusial untuk mengurangi ketegangan dan mengembalikan perdamaian,” kata Anwar dalam pernyataannya.

Konflik ini bukanlah yang pertama antara kedua negara terkait sengketa wilayah perbatasan yang sudah berlangsung lebih dari seratus tahun. Ketegangan memuncak pada bulan Mei setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam pertempuran kecil, yang kemudian memicu bentrokan besar di sepanjang perbatasan.

Sebelumnya, Thailand memberlakukan pembatasan bagi warganya dan wisatawan yang hendak masuk ke Kamboja lewat jalur darat, sementara Kamboja merespons dengan melarang impor beberapa barang dari Thailand, termasuk buah-buahan, listrik, dan layanan internet.

Krisis ini juga telah berdampak pada ratusan ribu pekerja Kamboja yang kembali ke negara mereka setelah ketegangan memuncak, sementara pemerintah kedua negara saling memutuskan hubungan perdagangan dan diplomatik.

Amerika Serikat juga turut berperan dalam mediasi antara Thailand dan Kamboja. Presiden AS Donald Trump memberikan tekanan ekonomi, mengatakan bahwa perundingan tarif dengan kedua negara tidak akan dilanjutkan jika pertempuran terus berlanjut. Trump juga mendorong kedua negara untuk menahan diri dan berfokus pada negosiasi perdamaian.

Berita Lainnya  Israel dan Paus Fransiskus: Kontroversi Standar Ganda dalam Konflik Gaza!

Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berharap bahwa kesepakatan gencatan senjata ini dapat menjadi titik awal menuju penyelesaian lebih lanjut dari sengketa perbatasan yang sudah berlangsung lama ini. Semua pihak berharap agar gencatan senjata kali ini dapat dipatuhi agar perdamaian yang lebih stabil dapat tercapai di kawasan tersebut.

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *