JAKARTA, – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan pencapaian Kementerian Perdagangan pada tahun 2024 serta rencana kerja untuk tahun 2025. Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Senin (6/1), Mendag Budi menegaskan bahwa kementeriannya berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja perdagangan melalui kebijakan dan program kerja yang tepat. Strategi ini berfokus pada tiga pilar utama: Pengamanan Pasar Domestik, Perluasan Pasar Ekspor, dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
Pilar pertama, pengamanan pasar domestik, menjadi fokus utama Kemendag. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok (bapok) dengan menyalurkan minyak goreng rakyat sebanyak 1,96 juta ton. Dari jumlah tersebut, 1,43 juta ton dialokasikan untuk MINYAKITA dan 535 ribu ton untuk minyak curah. Selain itu, Kemendag juga melakukan pengawasan terhadap pelaku usaha minyak goreng di 21 provinsi, termasuk produsen, pengemas, distributor, subdistributor pengecer, dan ritel modern.
Kemendag juga berupaya merevitalisasi dan meningkatkan pemanfaatan 22 pasar yang dibangun pada tahun 2024. Dari jumlah tersebut, 19 pasar telah selesai dibangun, sementara 3 pasar lainnya ditargetkan selesai pada minggu kedua Januari 2025. Program belanja murah akhir tahun yang digagas Kemendag berhasil membukukan transaksi sebesar Rp71,5 triliun, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pertumbuhan UMKM dan penguasaan pasar domestik.
Mendag Budi menekankan pentingnya perlindungan konsumen dalam keberhasilan sektor perdagangan. Indeks Keberdayaan Konsumen Indonesia tahun ini mencapai 60,11, menunjukkan bahwa konsumen semakin kritis dan aktif dalam memperjuangkan hak serta mendukung produk dalam negeri. Kemendag juga terus mengawasi pasar dalam negeri untuk melindungi produsen dan konsumen dari produk yang tidak sesuai ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Selama periode Juli–Oktober 2024, pengawasan Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Barang Impor mencatat nilai produk hasil pengawasan mencapai Rp212,88 miliar. Produk yang diawasi meliputi tekstil, pakaian jadi, keramik, elektronik, dan alas kaki. Selain itu, Kemendag juga memusnahkan barang-barang yang tidak sesuai ketentuan, termasuk barang post-border senilai Rp9,3 miliar di Bogor dan kapal tanker impor di Palembang senilai Rp50,9 miliar.
Pilar kedua, perluasan pasar ekspor, difokuskan pada penguatan diplomasi perdagangan melalui penyelesaian perundingan dan sengketa perdagangan. Selama tahun 2024, Kemendag berhasil menyelesaikan tiga perundingan dan memulai satu perundingan baru. Perundingan yang telah selesai termasuk penandatanganan Perjanjian ASEAN Movement of Natural Persons (MNP) dan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA).
Kemendag juga berhasil menyelesaikan sengketa trade remedies yang diterapkan negara lain, mengamankan potensi nilai ekspor perdagangan sebesar USD 554,8 juta. Produk yang diamankan meliputi kertas dan nanas dengan Australia serta produk aluminium dan matras dengan Amerika Serikat.
Pilar ketiga, UMKM BISA Ekspor, menitikberatkan pada pemberdayaan UMKM melalui pelatihan sumber daya manusia (SDM) ekspor dan jasa perdagangan. Kemendag telah melaksanakan 99 angkatan pelatihan ekspor dengan total peserta 2.931 orang, serta enam pelatihan SDM jasa perdagangan dengan 180 peserta. Kemendag juga berhasil mencetak 113 UMKM BISA Ekspor dengan total transaksi ekspor USD 4,15 juta dari 9 wilayah.
Mendag Budi menyampaikan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada November 2024 mencatat surplus USD 4,42 miliar, menandai surplus berturut-turut selama 55 bulan sejak Mei 2020. Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia selama Januari–November 2024 mencapai USD 241,25 miliar, didominasi oleh sektor industri pengolahan.
Memasuki tahun 2025, proyeksi ekonomi dan perdagangan diperkirakan akan lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,1–5,2 persen pada 2025, dengan target ekspor nasional tumbuh sebesar 7,1 persen atau senilai USD 294,45 miliar. Kemendag berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan perdagangan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia emas 2045.