Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa tim kemanusiaan mereka akhirnya berhasil mencapai satu-satunya rumah sakit yang masih berfungsi di Gaza utara pada akhir pekan lalu. Misi ini bertujuan untuk mengirimkan pasokan penting seperti bahan bakar, makanan, dan obat-obatan. Namun, tim WHO menemukan kondisi yang sangat memprihatinkan di rumah sakit tersebut.
Menurut laporan AFP pada Senin (16/12/2024), Rumah Sakit Kamal Adwan terletak di Beit Lahia, sebuah kota yang menjadi pusat operasi militer Israel. Operasi ini bertujuan untuk mencegah kelompok Hamas berkumpul kembali di wilayah Gaza utara. Situasi ini membuat akses ke rumah sakit menjadi sangat sulit dan berbahaya.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan melalui platform X bahwa setelah beberapa kali upaya, badan kesehatan PBB dan mitranya akhirnya berhasil mencapai fasilitas tersebut “dua hari lalu, di tengah permusuhan dan ledakan di sekitar rumah sakit selama misi tersebut”. Tim WHO berhasil mengantarkan 5.000 liter bahan bakar, makanan, dan obat-obatan, serta memindahkan tiga pasien dan enam pendamping ke Rumah Sakit Al-Shifa, yang merupakan rumah sakit utama di wilayah Palestina.
Rumah Sakit Kamal Adwan merupakan salah satu dari sedikit fasilitas medis yang masih beroperasi di wilayah utara yang dilanda perang. WHO telah memperingatkan bahwa rumah sakit ini beroperasi pada tingkat “minimum”. Upaya untuk mengirimkan pasokan yang sangat dibutuhkan sering kali terhambat oleh situasi keamanan yang tidak menentu.
Awal bulan ini, sebuah misi kemanusiaan berhasil mencapai rumah sakit pada tanggal 30 November setelah berminggu-minggu upaya yang gagal. Misi tersebut membawa bantuan dan tim darurat internasional, termasuk ahli bedah dan spesialis lainnya. Namun, beberapa hari kemudian, tim tersebut terpaksa melarikan diri dari rumah sakit di tengah konflik yang semakin memanas di sekitar fasilitas tersebut.
Konflik ini dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang mengakibatkan kematian 1.208 orang, sebagian besar adalah warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi Israel. Sejak itu, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas dan dianggap dapat diandalkan oleh PBB.