HALUAN.CO – Mendekatkan diri dengan kucing tidak selalu mudah, terlebih karena sebagian dari mereka bersikap tertutup.
Namun, mengenali cara mereka berinteraksi bisa membantu kita menjalin hubungan yang lebih hangat.
Salah satu cara paling mendasar adalah memperhatikan suara dengkuran mereka. Kucing biasanya mengeraskan dengkurannya sebagai isyarat kenyamanan atau permintaan untuk terus dielus.
Studi dari University of Sussex menunjukkan bahwa frekuensi dengkuran mereka mirip suara tangisan bayi, yang secara alami memancing naluri manusia untuk peduli.
Selain itu, perhatikan ekspresi mata mereka. Kucing yang nyaman sering menyipitkan mata atau berkedip perlahan. Dengan menirukan gerakan ini, kita bisa menunjukkan bahwa kita bersahabat.
Ini terbukti dari penelitian yang dipublikasikan dalam Scientific Reports, yang menyebutkan bahwa kedipan perlahan mempererat hubungan manusia dan kucing.
Komunikasi melalui suara juga penting. Ketika mengeong, kucing bisa jadi sedang menyampaikan keinginan seperti meminta perhatian atau menunjukkan sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
Menanggapi suara ini membuat mereka merasa dihargai.
Tak kalah penting, amati reaksi mereka terhadap sentuhan. Jika setelah dielus kucing masih mendekat, berarti ia menyukai interaksi tersebut.
Sebaliknya, jika menjauh, kita sebaiknya memberi ruang. Bahasa tubuh juga menjadi indikator perasaan mereka ekor yang tegak menunjukkan keterbukaan, sementara postur merendah atau telinga menekuk ke belakang bisa menandakan stres atau rasa takut.
Intinya, membangun komunikasi yang sehat dengan kucing tidak membutuhkan banyak kata, melainkan pemahaman terhadap sinyal-sinyal kecil yang mereka berikan setiap hari.