Jakarta – Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menekankan urgensi adopsi teknologi pengurang emisi guna mempercepat transisi energi menuju tahun 2030. Menurut Bob, tahun 2030 menjadi momen krusial bagi semua negara untuk menyeimbangkan tingkat emisi sebelum mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
Bob mengungkapkan bahwa perlu ada pergeseran prioritas dari strategi kebijakan NZE yang semula menjadi fokus utama, menuju konsentrasi pada transisi energi. Ia berpendapat bahwa transisi energi tidak harus sepenuhnya bergantung pada energi bersih yang nol emisi. Hal ini penting untuk menghindari dampak negatif terhadap perekonomian negara, seperti yang dialami Inggris dan Prancis yang menghadapi greenflation akibat ambisi berlebihan dalam mengembangkan industri hijau.
Sebagai solusi, Bob menyarankan Indonesia untuk belajar dari Brazil yang berhasil melakukan transisi energi. Setelah mengalami krisis minyak pada tahun 1973, Brazil fokus mengembangkan bioetanol dari tebu sebagai sumber energi alternatif. Langkah ini tidak hanya menurunkan emisi tetapi juga meningkatkan perekonomian petani lokal.
Bob juga menyoroti penggunaan gas dan biomass sebagai alternatif energi. Meskipun tidak sepenuhnya net zero dan masih mengandung karbon atau metan, kedua sumber energi ini dapat berkontribusi secara bertahap dalam penurunan emisi.