Jakarta – Dalam babak terbaru konflik di Gaza, seorang wartawan Al Jazeera dilaporkan gugur akibat serangan militer Israel yang menyasar kamp pengungsian di wilayah Nuseirat, Gaza tengah. Serangan yang terjadi pada Minggu (15/12) waktu setempat ini juga merenggut nyawa tiga anggota badan penyelamat Bassal, menambah panjang daftar korban jiwa dalam konflik yang tak kunjung usai ini.
Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengonfirmasi bahwa Ahmed Aal-Louh, wartawan Al Jazeera, tewas dalam serangan tersebut. Bassal menjelaskan kepada AFP bahwa serangan dilakukan oleh pesawat tempur yang menargetkan situs pertahanan sipil di kamp Nuseirat. Kejadian ini menyoroti bahaya yang dihadapi para wartawan yang meliput konflik di wilayah tersebut.
Sejak pecahnya perang di wilayah Palestina pada 7 Oktober tahun lalu, Al Jazeera terus menyiarkan laporan langsung dari lapangan mengenai dampak kampanye militer Israel. Saluran berita global ini telah lama menjadi pusat perseteruan dengan pemerintah Israel, yang berulang kali menuduh wartawan Al Jazeera memiliki hubungan dengan Hamas atau sekutunya. Tuduhan ini dengan tegas dibantah oleh Al Jazeera, yang menyatakan bahwa Israel secara sistematis menargetkan karyawannya di jalur Gaza.
Ahmed Aal-Louh adalah wartawan Al Jazeera kelima yang terbunuh sejak perang di Gaza dimulai. Pada bulan September, pasukan Israel menggerebek kantor Al Jazeera di Tepi Barat, dengan militer Israel menuduh biro Ramallah digunakan untuk menghasut teror dan mendukung kegiatan teroris. Al Jazeera menyebut serangan Israel sebagai “tindakan kriminal” dan serangan terhadap kebebasan pers, menyoroti ancaman yang dihadapi wartawan dalam menjalankan tugas mereka.
Komite Perlindungan Wartawan yang berbasis di New York menyatakan bahwa perang Israel-Hamas telah menimbulkan korban jiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan wartawan Gaza. Badan pengawas ini melaporkan bahwa penyelidikan awal menunjukkan setidaknya 137 wartawan dan pekerja media telah terbunuh di Gaza, Tepi Barat, Israel, dan Lebanon sejak 7 Oktober 2023.