Jakarta – Israel kembali melancarkan agresi militernya dengan melakukan serangan udara ke Gaza, Palestina, yang mengakibatkan setidaknya 15 warga Palestina tewas. Menurut laporan Reuters pada Minggu (1/12/2024), pasukan Israel terus melakukan pemboman di seluruh wilayah kantong Gaza, termasuk menghancurkan rumah-rumah di bagian utara.
Di kamp Nuseirat, Gaza tengah, serangan udara Israel menewaskan enam orang di sebuah rumah. Sementara itu, di Kota Gaza, tiga orang tewas dalam serangan serupa. Di Khan Younis, jalur Gaza Selatan, ada dua anak yang menjadi korban ketika sebuah rudal menghantam perkemahan tenda. Di Rafah, dekat area perbatasan Mesir, empat orang lainnya tewas akibat dari serangan udara. Data korban ini disampaikan oleh petugas medis kepada Reuters.
Warga setempat melaporkan bahwa militer Israel meledakkan kelompok-kelompok rumah di wilayah Gaza utara, termasuk Jabalia, Beit Lahiya, dan Beit Hanoun. Wilayah ini telah menjadi lokasi operasi militer Israel sejak Oktober tahun ini. Palestina menuduh bahwa operasi ini adalah bagian dari rencana untuk mengusir penduduk melalui evakuasi paksa dan pemboman guna menciptakan zona penyangga, tuduhan yang dibantah oleh pihak militer Israel.
Militer Israel mengklaim telah menewaskan ratusan militan Hamas dalam upaya menghentikan faksi tersebut berkumpul kembali, hampir 14 bulan sejak perang di Gaza dimulai. Di sisi lain, sayap bersenjata Hamas mengklaim telah menewaskan banyak pasukan Israel melalui serangan roket anti-tank, mortir, dan penyergapan dengan alat peledak sejak operasi baru dimulai.
Di tengah ketegangan yang meningkat, para pemimpin Hamas mengadakan pembicaraan di Kairo dengan pejabat keamanan Mesir. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menjajaki kemungkinan mencapai kesepakatan dengan Israel yang dapat menjamin pembebasan sandera sebagai imbalan bagi tahanan Palestina. Kunjungan ini merupakan yang pertama sejak Amerika Serikat mengumumkan akan menghidupkan kembali upaya kerja sama dengan Qatar, Mesir, dan Turki untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.
Hamas berharap dapat mencapai kesepakatan yang akan mengakhiri perang, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa perang hanya akan berakhir ketika Hamas diberantas. Menurut pejabat Gaza, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 44.300 orang dan menyebabkan hampir seluruh penduduk daerah kantong tersebut mengungsi. Sebagian besar wilayah Gaza kini hancur.
Konflik ini bermula ketika militan yang dipimpin Hamas menyerang komunitas Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik lebih dari 250 sandera, menurut pejabat Israel.