Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, ingin mengadakan pertemuan dengannya. Trump menyatakan bahwa pertemuan tersebut sedang dalam tahap pengaturan.
Pernyataan ini disampaikan Trump pada Kamis (9/1/2025) waktu setempat, hanya sekitar satu setengah minggu sebelum ia resmi menjabat sebagai Presiden. Hal ini muncul setelah janji kampanyenya untuk membawa perdamaian ke Ukraina, yang telah mengalami invasi dari Rusia sejak Februari 2022.
Selama ini, Trump belum pernah mengajukan usulan konkret terkait gencatan senjata atau kesepakatan damai. Sebaliknya, ia kerap mengkritik jumlah besar bantuan militer yang dikirim oleh Amerika Serikat ke Ukraina. Trump juga sering kali mengejek Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dengan sebutan “penjual,” dan membuat banyak pihak di Washington terkejut karena jarang mengkritik Putin. Bahkan, ia kerap berbicara dengan nada kagum tentang pemimpin Kremlin tersebut.
Selain mengkritik bantuan militer besar-besaran yang diberikan ke Ukraina di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, Trump juga menimbulkan keraguan mengenai keterlibatan Amerika Serikat yang berkelanjutan dalam aliansi militer Barat, NATO. Di bawah kepemimpinan Biden, Amerika Serikat telah menjadi pendukung utama Ukraina dalam perang, dengan memberikan bantuan militer senilai lebih dari US$65 miliar sejak Februari 2022.
Pertemuan yang direncanakan antara Trump dan Putin ini menimbulkan berbagai spekulasi mengenai dampaknya terhadap situasi di Ukraina. Banyak pihak berharap bahwa pertemuan ini dapat membuka jalan bagi solusi damai yang mengakhiri konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Namun, skeptisisme juga muncul mengingat sikap Trump yang cenderung lebih lunak terhadap Rusia dibandingkan dengan pendahulunya.
Diplomasi internasional menghadapi tantangan besar dalam menyelesaikan konflik Ukraina. Pertemuan antara Trump dan Putin diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju dialog yang lebih konstruktif. Namun, keberhasilan pertemuan ini sangat bergantung pada kesediaan kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.