Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menciptakan gelombang kontroversi dengan membuka kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk menguasai Terusan Panama dan Greenland. Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (7/1), Trump ditanya oleh wartawan mengenai kemungkinan penggunaan kekuatan militer atau ekonomi untuk menguasai kedua wilayah tersebut.
Trump baru-baru ini mengungkapkan niatnya untuk merebut Terusan Panama dan Greenland, dengan dalih demi keamanan ekonomi dan nasional Amerika Serikat. Meski demikian, Trump enggan menjelaskan secara rinci metode yang akan digunakan, namun tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan kekuatan militer atau ekonomi.
Pada akhir Desember lalu, Trump menyatakan keinginannya untuk mengambil alih Terusan Panama karena tarif yang dikenakan untuk kapal-kapal AS dianggap terlalu mahal. Trump menegaskan bahwa jika Panama tidak dapat menjamin operasi yang aman, efisien, dan andal, maka terusan tersebut sebaiknya dikembalikan ke AS.
Terusan Panama merupakan jalur penting bagi Amerika Serikat karena menjadi rute utama pemindahan barang-barang antara Samudra Atlantik dan Pasifik. AS berperan dalam penyelesaian pembangunan Terusan Panama pada tahun 1914 dan kemudian mengembalikan jalur ini ke Panama berdasarkan perjanjian yang diteken oleh Presiden Jimmy Carter pada tahun 1977. Panama mengambil alih sepenuhnya terusan tersebut pada tahun 1999.
Presiden Panama, Joe Raul Mulino, dengan tegas menyatakan bahwa Terusan Panama tidak akan pernah diserahkan kepada Trump. Mulino menegaskan bahwa setiap meter persegi kawasan tersebut beserta wilayah sekitarnya “merupakan milik Panama dan akan terus menjadi milik Panama.”
Selain Terusan Panama, Trump juga berencana untuk menguasai Greenland, yang saat ini merupakan bagian otonom dari kerajaan Denmark. Niat ini telah diungkapkan sejak tahun 2019, namun belum terwujud karena penolakan dari Greenland dan Denmark. Trump bahkan mengusulkan untuk mengenakan tarif pada Denmark jika menolak menjual Greenland kepadanya. Namun, Denmark dengan tegas menyatakan bahwa Greenland tidak untuk dijual.