Jakarta – Pemberian vaksin Mpox di Indonesia difokuskan pada kelompok berisiko tinggi, sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait vaksin cacar dan Mpox. Menurut dr. Prima Yosephine, M.K.M, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kelompok berisiko tinggi tersebut mencakup Lelaki yang berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL) atau GBMSM (Gay, Biseksual, dan Pria yang berhubungan seks dengan pria lainnya), serta individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.
Pemberian vaksin dan vaksinasi Mpox (Monkeypox) di Indonesia bersifat preventif, yang berarti vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah timbulnya gejala atau mengurangi keparahan penyakit. Berdasarkan “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Monkeypox)” yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada tahun 2023, vaksinasi Mpox dalam situasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (PHEIC) bersifat sebagai pelengkap terhadap langkah-langkah pencegahan dan pengendalian utama seperti surveilans, pelacakan kontak, isolasi, dan perawatan pasien.
Saat ini, pemberian vaksinasi Mpox secara massal di Indonesia tidak direkomendasikan. Menurut Prima, jenis vaksin Mpox yang digunakan merupakan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN), yaitu vaksin turunan dari smallpox generasi ketiga yang bersifat non-replicating. Vaksin ini telah mendapat rekomendasi dari WHO untuk digunakan saat terjadi wabah Mpox. Meskipun vaksin ini memberikan perlindungan terhadap infeksi dan penyakit berat, penting untuk diingat bahwa pembentukan kekebalan memerlukan waktu beberapa minggu setelah vaksinasi.
Meskipun telah divaksinasi, seseorang tetap perlu waspada karena kekebalan memerlukan waktu untuk terbentuk sepenuhnya. WHO menekankan bahwa meskipun tertular setelah vaksinasi, vaksin tetap memberikan perlindungan yang signifikan terhadap keparahan penyakit dan mengurangi kebutuhan akan rawat inap. Penelitian mengenai efektivitas vaksin, menunjukkan bahwa vaksinasi dapat memberikan tingkat perlindungan yang baik terhadap penyakit cacar monyet (Mpox).
Untuk mengatasi wabah Mpox, Kemenkes RI terus berusaha menyediakan vaksin MVA-BN, meskipun ketersediaan vaksin saat ini masih terbatas. Prioritas vaksinasi diberikan kepada daerah-daerah yang telah melaporkan kasus Mpox, seperti Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdasarkan laporan “Perkembangan Situasi Penyakit Infeksi Emerging Minggu Epidemiologi ke-33 Tahun 2024,” terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox di Indonesia selama periode 2022-2024.
Prima mengingatkan masyarakat mengenai cara penularan Mpox, yang dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, lesi kulit, atau droplet pernapasan dari orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan diri dan menghindari kontak langsung dengan penderita Mpox untuk mencegah penularan.