Hanoi – Dalam sebuah langkah yang diambil dengan mufakat, Parlemen Vietnam telah mengesahkan Jenderal Angkatan Darat Luong Cuong sebagai presiden anyar negeri tersebut. Pemungutan suara yang berlangsung pada Senin (21/10) waktu setempat ini menandai pengangkatan presiden keempat dalam rentang waktu kurang dari dua tahun di Vietnam. Jabatan presiden di Vietnam, sebagaimana dilaporkan oleh AFP dan Associated Press pada Senin (21/10/2024), sebagian besar bersifat seremonial, termasuk tugas untuk bertemu dengan tamu dan mitra asing.
Sebanyak 440 anggota Majelis Nasional atau parlemen Vietnam hadir dalam sidang yang digelar pada hari yang sama. Menurut laporan dari televisi pemerintah, mereka sepakat untuk menyetujui pencalonan Cuong sebagai presiden baru. Cuong, yang kini berusia 67 tahun, menggantikan To Lam dalam posisi tersebut. Meskipun To Lam telah ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam pada Agustus lalu, ia tetap menjabat sebagai presiden hingga pengangkatan Cuong.
Penunjukan To Lam sebagai Sekjen terjadi di tengah kampanye antikorupsi besar-besaran yang melanda pemerintahan Vietnam. Jabatan Sekjen Partai Komunis merupakan posisi paling berkuasa dalam struktur kepemimpinan Vietnam. Cuong, yang telah mengabdi di militer Vietnam selama lebih dari empat dekade, menjadi anggota Politbiro sejak tahun 2021. Pengangkatannya sebagai presiden dilakukan setelah periode kekacauan politik yang tidak biasa, termasuk kematian mantan Sekjen Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong, yang telah mendominasi kepemimpinan sejak 2011.
Nguyen Khac Giang, seorang peneliti tamu pada Program Studi Vietnam di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapore, menilai bahwa penunjukan Cuong sebagai presiden baru merupakan “langkah untuk menstabilkan sistem” setelah masa pergolakan politik yang dialami negara tersebut. Para pemimpin Vietnam kini bersiap untuk menggelar Kongres Partai Komunis pada awal tahun 2026 mendatang, yang diharapkan dapat membawa arah baru bagi politik dan pemerintahan Vietnam.