Jakarta – Susu ikan kini menjadi sorotan setelah diusulkan sebagai bagian dari program makan bergizi gratis oleh presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Berdasarkan informasi dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), susu ikan pertama kali diperkenalkan pada Agustus 2023. Susu ini dibuat dari bahan baku ikan yang diolah menggunakan teknologi canggih untuk menghasilkan hidrolisat protein ikan (HPI), yang kemudian dijadikan bahan dasar susu ikan.
Menurut dr Putri Sakti, MGizi, SpGK, AIFO-K, CBCFF, seorang spesialis gizi klinik, susu ikan adalah produk inovatif yang dibuat menyerupai susu, namun sebenarnya merupakan hidrolisat protein ikan. Dengan demikian, secara nutrisi, susu ikan dan susu sapi tidak dapat dibandingkan secara langsung.
dr Putri juga menekankan bahwa dari segi nutrisi, mengonsumsi ikan segar lebih disarankan dibandingkan susu ikan. Ikan laut atau ikan air tawar segar memiliki kandungan nutrisi yang lebih utuh dan alami. Ia juga mengingatkan bahwa beberapa merek susu ikan memiliki kadar gula yang cukup tinggi dan mengandung maltodekstrin, yang memiliki indeks glikemik lebih tinggi daripada gula pasir. Hal ini kurang baik untuk anak-anak dan orang dewasa yang memiliki risiko atau kondisi diabetes.
Lebih lanjut, dr Putri menjelaskan bahwa kandungan nutrisi dalam susu ikan perlu diperhatikan. Karena susu ikan ini tidak sebaik ikan segar yang memiliki kandungan nutrisi lebih padat dan kalori lebih tinggi. Produk olahan seperti susu ikan cenderung mengandung lebih banyak zat kimia tambahan, seperti pengawet, dibandingkan dengan ikan segar yang minim pemrosesan.
Alih-alih meminum susu ikan, dr Putri menyarankan untuk menyantap ikan alami yang mengandung lebih sedikit zat kimia tambahan. Kandungan gizi dalam produk olahan juga cenderung berkurang jika melalui proses yang terlalu intensif dibandingkan produk alami yang minim pemrosesan.