Warga Jerman yang Tinggal Sendiri Terus Bertambah, Apakah Indonesia Mengalami Tren Serupa?

Husni Rachma
3 Min Read

HALUAN.CO – Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) mencatat sebanyak 17 juta penduduk Jerman atau sekitar 20,6% dari total populasi kini hidup sendirian. Dua puluh tahun sebelumnya, jumlahnya hanya mencapai 14 juta atau 17,1%.

Kelompok usia lanjut menjadi yang paling banyak hidup sendiri. 34% dari mereka yang berusia di atas 65 tahun tinggal sendiri dan angkanya melonjak menjadi 56% untuk mereka yang berusia 85 tahun ke atas. Sementara itu, tren serupa juga terjadi di kalangan anak muda. Sebanyak 28% penduduk berusia 25-34 tahun tinggal sendiri, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Perempuan lebih banyak tinggal sendiri dibanding laki-laki, masing-masing 21,2% dan 20%.

Rumah tangga satu orang merupakan jenis rumah tangga yang paling umum di Jerman, mencapai 41,6%, dan diprediksi akan melewati angka 45% pada 2040. Ini jauh di atas rata-rata Uni Eropa yang sebesar 16,2%. Negara-negara dengan angka lebih tinggi dari Jerman mencakup Finlandia, Denmark, Swedia, Estonia, dan Lituania.

Berita Lainnya  MIT Ciptakan AI Generatif untuk Database. GenSQL: Solusi AI untuk Analisis Data yang Kompleks

Bagaimana di Indonesia?

Data BPS tahun 2023 menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 2,3 juta lansia di Indonesia yang tinggal sendiri, sekitar 7,10% dari jumlah lansia nasional. Meskipun angkanya lebih rendah dari Jerman, tren rumah tangga satu orang mulai terlihat, terutama di wilayah perkotaan. Rumah tangga satu orang di Indonesia umumnya ditemukan di kota, sejalan dengan definisi rumah tangga menurut BPS.

Namun, belum tersedia data pasti mengenai jumlah orang non-lansia di Indonesia yang tinggal seorang diri.

Tinggal sendiri bisa menimbulkan dampak negatif. Di Jerman, satu dari empat orang (sekitar 25%) yang tinggal sendiri mengaku sering merasa kesepian, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata pada populasi berusia sepuluh tahun ke atas sebesar 16,3%. Persentase tertinggi ditemukan pada mereka yang berusia di bawah 30 tahun, yaitu hampir 36%. Sedangkan untuk lansia 65 tahun ke atas, hanya 17,6% yang merasa demikian.

Mereka yang hidup sendiri juga lebih rentan secara ekonomi. Pada 2023, sekitar 29% dari mereka masuk kategori berisiko mengalami kemiskinan, hampir dua kali lipat dari rata-rata nasional.

Berita Lainnya  Wow! Investasi Kawasan Ekonomi Khusus Capai Rp242 T di 2024!

Di Indonesia, riset Health Collaborative Center (HCC) menemukan bahwa 34% siswa SMA Jakarta mengalami gangguan kesehatan mental. Dari jumlah itu, 20% merasakan kesepian, yang dipicu oleh konflik sosial, kurangnya koneksi dengan teman, serta berkurangnya interaksi langsung akibat gawai dan media sosial.

Sumber: Deutsche Welle (DW)

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *