Jakarta – Belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, sebagai darurat kesehatan global. Keputusan ini diambil karena lonjakan kasus mpox varian baru yang menyebar dengan cepat di beberapa wilayah, terutama di Afrika.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat global. Apakah mungkin akan terulang masa pandemi seperti COVID-19? Selain itu, muncul pertanyaan apakah diperlukan vaksinasi massal seperti yang dilakukan saat menghadapi COVID-19?
Dr. Hans Kluge, Direktur Regional WHO untuk Eropa, memberikan penjelasan terkait hal ini. Kluge juga menegaskan bahwa penyebaran mpox tidak sama dengan COVID-19. Jika COVID-19 menyebar melalui udara, mpox menular melalui kontak fisik langsung. Hal ini menunjukkan bahwa cara penularan kedua penyakit ini sangat berbeda, sehingga penanganannya pun berbeda.
Selain itu, Kluge menekankan bahwa dalam menghadapi wabah mpox, dunia sudah memiliki beberapa pengetahuan dan alat untuk mengendalikan penyebarannya. Ini tentunya berbeda dengan saat dunia harus menghadapi COVID-19, yang pada saat itu adalah virus baru dan tidak memiliki pengetahuan tentangnya.
WHO saat ini juga tidak merekomendasikan pemberian vaksin massal seperti pada saat pandemi COVID-19. Hal tersebut disampaikan oleh Margaret Harris, selaku juru bicara WHO. Dilansir dari UN News, Selasa (20/8/2024), vaksin tepat sasaran yang dimaksud adalah yang diberikan hanya pada orang-orang yang berisiko terpapar mpox. Misalnya, orang yang bepergian ke lokasi yang sedang menghadapi wabah, petugas kesehatan, atau kelompok-kelompok lain yang berisiko.
Harris juga menyebutkan bahwa tidak perlu khawatir kondisi pandemi COVID-19 akan terulang. Vaksinasi massal tidak diperlukan karena penyebaran mpox dapat dikendalikan dengan langkah-langkah yang lebih spesifik dan tepat sasaran.