//

WHO Umumkan Darurat! Cacar Monyet Mengancam Dunia!

1 min read

Jenewa – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Rabu (14/8/2024) mengumumkan bahwa cacar monyet atau mpox kini dianggap sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global. Ini adalah kali kedua dalam dua tahun terakhir WHO menetapkan status ini, setelah wabah infeksi virus tersebut merebak di Republik Demokratik Kongo dan menyebar ke negara-negara tetangga.

Sebelumnya pada hari Rabu, sebuah komite darurat telah mengadakan pertemuan untuk memberikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengenai apakah wabah cacar monyet ini layak dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC).

Status PHEIC merupakan tingkat kewaspadaan tertinggi yang dikeluarkan oleh WHO. Tujuannya adalah untuk mempercepat penelitian, pendanaan, serta tindakan kesehatan masyarakat internasional dan kerja sama global dalam mengatasi penyakit tersebut.

Penetapan status darurat ini diharapkan dapat memobilisasi sumber daya dan perhatian global untuk mengatasi penyebaran virus cacar monyet. Dengan status ini, WHO berharap dapat mempercepat upaya penelitian dan pengembangan vaksin serta pengobatan yang efektif. Selain itu, pendanaan dan bantuan internasional diharapkan dapat lebih mudah diakses untuk mendukung negara-negara yang terdampak.

Berita Lainnya  Pakar Komunikasi Prof Effendi Gazali Dukung Andre Rosiade Jadi Gubernur Sumbar

WHO juga mengimbau negara-negara untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat sistem kesehatan mereka dalam mendeteksi dan merespons kasus cacar monyet. Langkah-langkah pencegahan seperti vaksinasi, karantina, dan edukasi masyarakat tentang gejala dan cara penularan virus ini sangat penting untuk mengendalikan wabah.

Kerja sama internasional menjadi kunci dalam menghadapi wabah ini. WHO mengajak semua negara untuk berbagi informasi dan sumber daya, serta bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan solusi medis. Solidaritas global diperlukan untuk mengatasi tantangan kesehatan yang bersifat lintas batas ini.

Cacar monyet pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 di laboratorium penelitian di Kopenhagen, Denmark. Virus ini awalnya ditemukan pada monyet yang digunakan untuk penelitian, namun kemudian diketahui dapat menular ke manusia. Kasus pertama pada manusia dilaporkan pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, wabah sporadis telah terjadi di beberapa negara Afrika, namun penyebaran ke negara-negara lain jarang terjadi hingga beberapa tahun terakhir.

Berita Lainnya  Pesan Prabowo: Calon Menteri Harus Memiliki Perspektif Mendunia!

Gejala cacar monyet mirip dengan cacar pada manusia, namun biasanya lebih ringan. Gejala awalnya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Setelah beberapa hari, ruam kulit muncul, yang kemudian berkembang menjadi lepuh dan koreng. Virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dari hewan atau manusia yang terinfeksi. Penularan juga dapat terjadi melalui droplet pernapasan dalam jarak dekat.

Salah satu tantangan utama dalam penanganan wabah cacar monyet adalah kurangnya vaksin dan pengobatan yang spesifik. Meskipun vaksin cacar manusia dapat memberikan perlindungan sebagian, namun ketersediaannya terbatas. Selain itu, stigma dan ketakutan masyarakat terhadap penyakit ini juga menjadi hambatan dalam upaya pencegahan dan penanganan.

Berita Terbaru

Mengenai Kami

Haluan.co adalah bagian dari Haluan Media Group yang memiliki visi untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia melalui sajian berita yang aktual dan dapat dipercaya

Alamat
Jalan Kebon Kacang XXIX Nomor 02,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
—–
Lantai IV Basko Grandmall,
Jl. Prof. Hamka Kota Padang –
Sumatera Barat

 0813-4308-8869
 [email protected]

Copyright 2023. All rights reserved.
Haluan Media Group 
slot online slot gacor slot