Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ditjen Ilmate) telah menerima proposal investasi dari Apple dengan nilai mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16,14 triliun (kurs Rp 16.142/dolar AS). Proposal ini merupakan langkah besar bagi Apple untuk memperluas kehadirannya di Indonesia.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, mengungkapkan bahwa proposal investasi yang diajukan Apple ini serupa dengan yang telah diterima oleh Kementerian Investasi sebelumnya. Menanggapi proposal tersebut, Kemenperin telah memberikan jawaban secara informal kepada pihak Apple.
Meskipun telah ada jawaban informal, Kemenperin belum dapat memberikan persetujuan atau jawaban formal atas proposal tersebut. Hal ini disebabkan oleh belum adanya negosiasi langsung antara Kemenperin dan para petinggi Apple. Hingga saat ini, komunikasi antara kedua belah pihak baru dilakukan melalui aplikasi WhatsApp.
Ketika ditanya mengenai isi jawaban informal yang telah diberikan, Febri menyatakan bahwa informasi tersebut belum dapat disampaikan kepada publik. Jawaban tersebut masih menjadi bagian dari bahan negosiasi antara Kemenperin dan Apple di masa mendatang.
Febri juga menambahkan bahwa belum ada kepastian apakah proposal investasi senilai Rp 16 triliun ini akan disetujui oleh Kemenperin. Pihaknya masih menunggu proses negosiasi langsung yang hingga kini belum dilakukan oleh Apple. Kemenperin berharap agar negosiasi dapat segera berlangsung untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Investasi Apple di Indonesia diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri teknologi dan ekonomi nasional. Dengan adanya investasi ini, diharapkan akan tercipta lapangan kerja baru dan transfer teknologi yang dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
Proposal investasi Apple di Indonesia senilai Rp 16,14 triliun masih menunggu keputusan resmi dari Kemenperin. Meskipun telah ada jawaban informal, negosiasi langsung antara kedua belah pihak menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan. Kemenperin berharap agar proses ini dapat segera diselesaikan demi kepentingan bersama dan kemajuan industri teknologi di Indonesia.
