Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengungkapkan strategi jitu untuk memperkuat metode pengajaran matematika yang akan diterapkan sejak jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi dalam pengajaran matematika, yang sering kali dianggap sebagai momok oleh sebagian pelajar.
Menurut Abdul Mu’ti, penting untuk mengajarkan matematika dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Hal ini bertujuan untuk mengubah persepsi negatif terhadap mata pelajaran ini dan meningkatkan minat serta pemahaman siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) saat ini tengah menyiapkan program pelatihan khusus bagi para guru matematika.
Program pelatihan ini dirancang untuk membekali para guru dengan metode pengajaran yang inovatif dan efektif. Abdul Mu’ti menekankan bahwa meskipun hasil dari program ini baru akan terlihat dalam empat tahun ke depan.
Sebelumnya, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menyoroti perlunya peningkatan mutu pendidikan dasar di Indonesia. Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada tahun 2022, Indonesia menempati posisi kedua terbawah di Asia Tenggara dengan skor 359 untuk membaca, 366 untuk matematika, dan 383 untuk sains.
Ubaid Matraji menilai bahwa perubahan kurikulum yang dilakukan selama satu dekade terakhir belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan.