Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia secara konsisten menarik utang setiap dua minggu. Praktik tersebut sudah menjadi bagian integral dari pengelolaan keuangan negara.
Penarikan utang ini dilakukan melalui mekanisme lelang surat berharga negara (SBN) yang diadakan secara berkala. Sri Mulyani, yang akrab disapa Ani, menekankan bahwa meskipun lelang surat utang dilakukan setiap dua pekan, proses tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati dan disesuaikan dengan kebutuhan negara. Ia menegaskan bahwa utang yang ditarik tidak akan melebihi volume yang diperlukan.
Ani memastikan bahwa utang yang jatuh tempo akan dikelola dengan sangat terukur. Sebagai contoh, pada tahun 2024, utang yang jatuh tempo diperkirakan mencapai Rp434,29 triliun. Meskipun jumlah ini cukup besar, negara-negara pemegang SBN Indonesia tidak merasa khawatir. Bahkan, mereka cenderung kembali membeli surat utang tersebut karena enggan untuk melepaskannya.
Menurut Ani, SBN Indonesia memiliki daya tarik tersendiri di mata investor asing dibandingkan dengan negara lain. Hal ini disebabkan oleh kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang cukup baik, bahkan setelah pandemi COVID-19. Kinerja yang stabil ini memberikan kepercayaan kepada investor untuk terus berinvestasi dalam SBN Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, hingga 31 Oktober 2024, pemerintah telah menarik utang sebesar Rp438,1 triliun. Pemerintah menargetkan pembiayaan utang hingga akhir tahun mencapai Rp648,1 triliun.