Padang – Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Sumatera Barat, pasangan Calon Gubernur Mahyeldi dan Calon Wakil Gubernur Vasko mengusung Program Unggulan Gerak Cepat Sumbar Unggul – Kesehatan Berkualitas. Program ini dirancang untuk menjawab tantangan kesehatan yang dihadapi masyarakat, mencakup tiga sub-sektor utama: pemenuhan layanan kesehatan masyarakat, penyediaan asuransi kesehatan, dan upaya pencegahan stunting.
Relawan Sahabat Pengusaha Vasko, memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Sekretaris Umum Relawan, Ade Surya Iskandar, menegaskan bahwa organisasi ini sangat percaya pada visi misi, program unggulan dan action plan pasangan Mahyeldi-Vasko.
“Kami yakin bahwa langkah-langkah konkret yang diambil akan membawa perubahan signifikan dalam kualitas kesehatan masyarakat Sumatera Barat,” ungkap Ade.
Berdasarkan penelitian dan kajian data yang dilakukan oleh Relawan Sahabat Pengusaha Vasko, terdapat lima faktor penting yang menjadi kunci dalam meningkatkan layanan kesehatan:
- Kualitas Keseluruhan Sistem Layanan Kesehatan Lokal: Penting untuk memastikan bahwa sistem kesehatan yang ada mampu memberikan layanan yang efektif dan efisien.
- Jumlah Tenaga Kesehatan: Ketersediaan tenaga kesehatan yang cukup sangat vital untuk menjangkau semua lapisan masyarakat.
- Kualitas Tenaga Kesehatan: Pendidikan dan pelatihan yang memadai bagi tenaga kesehatan akan berpengaruh pada kualitas pelayanan yang diberikan.
- Kualitas Peralatan Medis: Memastikan bahwa fasilitas kesehatan dilengkapi dengan peralatan medis yang modern dan berfungsi dengan baik.
- Biaya Kesehatan: Aksesibilitas biaya menjadi faktor penting agar layanan kesehatan dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, Ade mengemukakan contoh kota yang dikenal dengan layanan kesehatan berkualitas tinggi, yaitu Taipei di Taiwan dan Seoul di Korea Selatan.
Taipei memiliki rasio tempat tidur mencapai 76 untuk 1.000 penduduk. dengan tingginya fasilitas kesehatan disana Taipei berhasil meminimalkan waktu tunggu pelayanan medis. Hal ini juga didukung oleh Skema Asuransi Kesehatan Nasional (NHI) Taiwan juga berkontribusi besar dalam memberikan akses layanan kesehatan yang cepat dan terjangkau.
Sedangkan untuk Seoul, meskipun rasio tempat tidur hanya 12,8 per 1.000 penduduk, Seoul memiliki tingkat kesadaran kesehatan yang tinggi, dengan tingkat obesitas mereka menjadi terendah kedua di dunia. Hal ini berkontribusi pada harapan hidup rata-rata yang sangat tinggi di kota tersebut.
Sebagai perbandingan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa Indonesia hanya memiliki rasio tempat tidur rumah sakit sebesar 1,4 per 1.000 penduduk pada tahun 2022, yang menunjukkan perlunya perhatian serius untuk memperbaiki infrastruktur kesehatan, termasuk di Sumatera Barat.
Sumatera Barat menunjukkan perkembangan yang positif dalam infrastruktur kesehatan. Provinsi ini berhasil meraih penghargaan sebagai salah satu dari enam daerah yang dinyatakan sebagai Kabupaten/Kota Sehat terbaik. Pada tahun 2023, data menunjukkan jumlah tenaga kesehatan di Sumatera Barat sebesar Tenaga perawat: 12.236 orang, Tenaga bidan: 9.313 orang dan Tenaga medis: 4.313 orang.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa Sumatera Barat berada di posisi yang cukup baik jika dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera.
Melihat alokasi anggaran Pemerintah Daerah, Relawan Sahabat Vasko mencatat bahwa anggaran yang disepakati antara DPRD dan Pemprov untuk APBD tahun 2024 mencapai Rp7,037 triliun. Menurut Relawan Sahabat Pengusaha Vasko, apabila mengacu kepada DJPK Kemenkeu mengenai mandatory spending, besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji (UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan), tentunya untuk akselerasi kesehatan dan berkaca kepada APBD yang ada, dibutuhkan kolaborasi dengan pihak lainnya untuk meningkatkan layanan kesehatan di Sumatera Barat.
Selain penyediaan layanan kesehatan dan asuransi kesehatan, salah satu tantangan besar lainnya adalah prevalensi stunting. Berdasarkan survei SSGI, prevalensi stunting di Sumatera Barat pada tahun 2021 tercatat sebesar 23,3%, meningkat menjadi 25,2% pada tahun 2022, sebelum akhirnya turun menjadi 23,6% pada tahun 2023. Hal ini menunjukkan bahwa masalah gizi buruk dan kesehatan anak masih memerlukan perhatian yang serius dari pemerintah dan seluruh stakeholder.
Ade menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai lembaga yang memiliki fokus pada peningkatan layanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Contoh positif dapat dilihat dari kerjasama dengan BAZNAS yang telah melaksanakan berbagai program sosial dan kesehatan yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada.
“Untuk mewujudkan Sumatera Barat yang unggul, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, media massa, dan pihak terkait lainnya menjadi sangat penting,” tegas Ade. Relawan Sahabat Pengusaha Vasko berkomitmen untuk terus mendukung dan bekerja sama dengan pemerintahan Mahyeldi-Vasko demi terwujudnya program unggulan ini.
Sumber Bahan Kajian
https://aksi.bangda.kemendagri.go.id/emonev/assets/uploads/laporan_pro/laporan_pro_13_periode_6_1721039654.pdf
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/3/YVdwSFJHRjRVVkJqWlRWRU9EQkhNVFY0UjB4VVVUMDkjMw==/jumlah-tenaga-kesehatan-menurut-provinsi–2023.html?year=2023
https://www.william-russell.com/blog/best-worst-cities-healthcare/
https://ppid.sumbarprov.go.id/images/2024/08/file/RENSTRA_DINKES_2021-2026.pdf