Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa setiap pernyataan atau tindakan yang dilakukan oleh personel PBNU kepada publik merupakan sikap organisasi, bukan sikap perorangan. Menurut Yahya, sikap resmi PBNU diambil melalui mekanisme organisasi, yaitu rapat pleno pengurus.
Yahya juga menekankan bahwa selama ini tidak ada masalah pribadi dalam kepengurusan PBNU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia menjelaskan bahwa di PBNU terdapat banyak pengurus yang tidak hanya aktif di PKB, tetapi juga di partai politik lain seperti Gerindra, Golkar, dan PDIP.
Yahya mengakui bahwa saat ini ada pihak yang berusaha mendegradasi hubungan antara PBNU dan PKB menjadi masalah pribadi. Namun, ia menegaskan bahwa hubungan tersebut tetap dalam kerangka organisasi dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
Sebelumnya, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menegaskan bahwa antara PKB dan PBNU tidak memiliki hubungan organisasi. Menurut Cak Imin, hubungan antara kedua pihak hanya bersifat kultural, aspirasi, dan historis.
Cak Imin juga menerangkan bahwa PKB dan PBNU memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) masing-masing. Oleh karena itu, ia mengajak kedua belah pihak untuk saling menghormati dan menghargai.
Menjelang Muktamar, PKB diterpa kabar perselisihan dengan PBNU. Pada Senin, 12 Agustus 2024, sejumlah kiai meminta PKB untuk berbenah karena dianggap semakin jauh dari marwah partai. Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf, juga ikut mengkritik kepemimpinan Cak Imin selaku ketua umum.