Zelensky Minta Pertemuan Langsung dengan Putin untuk Akhiri Konflik Ukraina-Rusia

Husni Rachma
3 Min Read

HALUAN.CO – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali mengajak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan pertemuan tatap muka, yang menurutnya merupakan langkah paling efektif untuk mendorong tercapainya perdamaian.

Ajakan ini disampaikan pada peringatan Hari Kemerdekaan Ukraina, Minggu (24/8/2025), sesaat setelah Kyiv dan Moskwa menuntaskan proses pertukaran tahanan.

Pemerintah Ukraina menyebut 146 tahanan, baik militer maupun sipil, telah dipulangkan dari Rusia. Jumlah yang sama juga dilepaskan oleh Ukraina ke pihak Rusia.

Zelensky menyampaikan bahwa komunikasi langsung antara kepala negara adalah cara yang paling realistis untuk membawa perubahan.

“Hari ini, baik AS maupun Eropa sepakat, Ukraina belum sepenuhnya menang, tetapi tentu saja tidak akan kalah,” ujarnya.

“Ukraina telah mengamankan kemerdekaannya. Ukraina bukanlah korban, ia adalah seorang pejuang,” lanjutnya dalam kutipan dari AFP, Selasa (26/8/2025).

Kemajuan Militer dan Serangan Balasan

Di Donetsk, militer Ukraina berhasil merebut kembali tiga desa. Namun demikian, Moskwa juga menyatakan telah menguasai dua desa di wilayah yang sama sehari sebelumnya.

Dalam perkembangan lain, Ukraina mengerahkan serangan drone ke beberapa wilayah Rusia, termasuk ke fasilitas PLTN Kursk, yang memicu kebakaran. Otoritas lokal menyebut situasi terkendali dan tidak menimbulkan dampak radiasi.

Berita Lainnya  Rusia Murka! Israel Bombardir Beirut, Komandan Hizbullah Gugur

Beberapa drone lainnya juga menyasar pelabuhan penting dan kawasan industri, menyebabkan kerusakan dan kebakaran. Rusia menanggapi dengan meluncurkan rudal balistik dan puluhan drone Shahed ke wilayah Ukraina.
Pasukan Ukraina menyatakan berhasil menembak jatuh 48 dari 72 drone. Namun begitu, serangan tetap menewaskan satu warga di Dnipropetrovsk.

Respons Rusia dan Tawaran Mediasi AS

Peluang pembicaraan sempat terbuka setelah Presiden AS Donald Trump menawarkan peran sebagai mediator. Namun, Moskwa langsung menolak kemungkinan pertemuan langsung antara pemimpin kedua negara.
Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, bahkan menuduh Barat mencoba menggagalkan proses negosiasi dan menyebut Zelensky terlalu memaksakan kehendaknya.

Zelensky tetap membuka pintu dialog dan menilai peran mitra internasional penting untuk pasca-perang.
“Kehadiran pasukan asing di Ukraina setelah perang berakhir akan menjadi penting. Kyiv masih mengupayakan jaminan keamanan dengan sekutu,” tegasnya.

Dukungan dari Negara Sahabat

Dalam upacara kemerdekaan tersebut, beberapa pemimpin dunia turut hadir memberikan dukungan moral.
Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyampaikan pesan bahwa kedaulatan Ukraina bukanlah urusan Rusia. Keith Kellogg, utusan AS, mendapat penghargaan dari Zelensky atas dukungannya.

Berita Lainnya  Kamala Harris Akui Kekalahan, Ucapkan Selamat ke Trump! Apa Selanjutnya?

Sementara itu, Norwegia menyumbang 700 juta dolar AS untuk membantu pengadaan sistem pertahanan udara Patriot bersama Jerman.

Zelensky menyampaikan rasa terima kasihnya kepada sejumlah pemimpin dunia, termasuk Donald Trump, Xi Jinping, Emmanuel Macron, Raja Charles, dan Paus Leo.

Saat ini, Rusia masih menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina, termasuk Krimea. Presiden Putin belum menunjukkan tanda-tanda menerima gencatan senjata, meskipun tekanan internasional terus meningkat.

Perang yang dimulai pada Februari 2022 telah membawa dampak besar, menghancurkan infrastruktur, menewaskan puluhan ribu orang, dan menyebabkan eksodus massal warga sipil.

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *