Operasi Zebra 2025, Pejalan Kaki Menjadi Prioritas Utama?

Redaksi
5 Min Read

HALUAN.CO – Operasi Zebra 2025 telah resmi dimulai di berbagai wilayah Indonesia. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih menitikberatkan pada penindakan pelanggaran pengendara bermotor, tahun ini Polri mengalihkan fokusnya pada perlindungan pejalan kaki dan pengguna jalan yang rentan.

Langkah ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Ada perubahan signifikan dalam cara masyarakat Indonesia bergerak, terutama di kalangan anak muda. Pergeseran mobilitas ini menjadikan jalan raya sebagai ruang yang lebih beragam dan kompleks, dengan pejalan kaki sebagai kelompok yang paling berisiko.

Mengapa hal ini menjadi mendesak, dan bagaimana perubahan gaya hidup mempengaruhi fokus Operasi Zebra tahun ini?

Dalam dua tahun terakhir, jumlah pejalan kaki di kota-kota besar Indonesia meningkat secara signifikan. Beberapa alasan di balik fenomena ini antara lain:

  • Jarak tempuh yang pendek di perkotaan,
  • Tren “10-minute city”,
  • Semakin banyak orang memilih berjalan kaki untuk kesehatan,
  • Kenaikan biaya transportasi.

Namun, sayangnya, infrastruktur untuk pejalan kaki belum berkembang secepat itu. Banyak kota masih memiliki:

  • Trotoar yang sempit,
  • Jalur yang rusak,
  • Kendaraan yang sering naik ke trotoar,
  • Minimnya penerangan malam.

Kondisi ini membuat pejalan kaki menjadi kelompok yang paling rawan kecelakaan. Operasi Zebra 2025 berupaya mengatasi masalah ini dengan menegakkan disiplin pengendara demi keselamatan pedestrian.

Ledakan Tren E-Scooter dan E-Bike

Mobilitas anak muda mengalami perubahan drastis. Kini, banyak yang menggunakan:

  • E-scooter,
  • Hoverboard,
  • E-bike,
  • Dan kendaraan mikro lainnya.

Kendaraan-kendaraan ini bergerak cepat namun sering digunakan di trotoar atau jalur pejalan kaki. Akibatnya, risiko tabrakan kecil tetapi membahayakan semakin sering terjadi. Polri mencatat peningkatan insiden yang melibatkan kendaraan mikro ini di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Oleh karena itu, Operasi Zebra 2025 juga menekankan:

  • Larangan e-scooter di trotoar,
  • Pembatasan kecepatan di jalur campur,
  • Kewajiban pengendara mengikuti jalur yang seharusnya.
Berita Lainnya  Elite PDIP Ungkap Niat Mengejutkan Usung Anies Bersama PKB di Jakarta!

Ini adalah bagian dari upaya untuk menjadikan jalan lebih bersahabat bagi semua.

Pertumbuhan Kota dan Keterbatasan Infrastruktur

Pertumbuhan kota berjalan lebih cepat daripada perbaikan jalannya. Banyak kawasan urban di Indonesia mengalami:

  • Pelebaran kawasan komersial,
  • Pembangunan transportasi publik,
  • Pertumbuhan perumahan vertikal,

Namun, ruang untuk pejalan kaki tetap terbatas. Dalam konteks ini, Operasi Zebra 2025 berfungsi sebagai “rem darurat” untuk mengamankan ruang kota bagi pengguna yang paling rentan. Jika kota dikelola seperti sebelumnya, keselamatan pejalan kaki hanya akan memburuk dari tahun ke tahun.

Peningkatan Data Kecelakaan pada Kelompok Rentan

Menurut catatan Polri, kecelakaan jalan raya yang melibatkan pejalan kaki dan pesepeda mengalami tren peningkatan dalam lima tahun terakhir. Kelompok rentan ini meliputi:

  • Pejalan kaki,
  • Pesepeda,
  • Lansia,
  • Anak sekolah,
  • Penyandang disabilitas.

Dalam banyak kasus, masalahnya bukan pada korban, tetapi pada:

  • Pengendara yang tidak memberi prioritas,
  • Penyeberangan yang tidak aman,
  • Rambu-rambu yang diabaikan,
  • Penggunaan HP saat berkendara.

Operasi Zebra 2025 berupaya mengubah situasi ini dengan penindakan tegas, terutama pada pengendara yang membahayakan pedestrian.

Gaya Hidup Baru Anak Muda: Walkable Life

Generasi muda Indonesia mulai lebih sadar bahwa:

  • Berjalan kaki itu sehat,
  • Lebih hemat,
  • Lebih ramah lingkungan,
  • Cocok untuk gaya hidup produktif.

Tren ini membuat area publik seperti:

  • Koridor MRT,
  • Pusat perbelanjaan,
  • Kawasan kampus,
  • Dan taman kota

Menjadi semakin ramai oleh anak muda yang berjalan kaki atau naik kendaraan mikro. Operasi Zebra 2025 menjadi penting untuk melindungi perubahan budaya ini agar ruang publik tetap aman dan inklusif.

Berita Lainnya  Kasus Lampung, Ketua DPD RI Minta Pemerintah Jangan Anti Kritik

Pola Mobilitas Modern Membutuhkan Aturan Modern

Mobilitas masa kini tidak lagi sesederhana mobil, motor, dan pejalan kaki. Ada kendaraan listrik kecil, transportasi publik, ride-hailing, dan mobilitas campuran lainnya. Oleh karena itu, penegakan aturan harus mengikuti perkembangan. Operasi Zebra 2025 adalah bagian dari langkah menuju:

  • Kota yang lebih rapi,
  • Transportasi lebih tertib,
  • Dan keselamatan publik yang lebih tinggi.

Perubahan perilaku juga menjadi kunci. Pengendara yang lebih sadar, pejalan kaki yang lebih hati-hati, dan pengawasan yang lebih konsisten bisa menciptakan jalan raya yang lebih manusiawi.

Operasi Zebra 2025 bukan hanya operasi lalu lintas biasa. Fokus pada pejalan kaki mencerminkan perubahan besar dalam cara masyarakat Indonesia bergerak. Dengan semakin banyak anak muda berjalan kaki, menggunakan e-scooter, atau menghabiskan waktu di ruang publik urban, keselamatan pedestrian harus menjadi prioritas nasional. Jika penegakan aturan konsisten dan masyarakat ikut berubah, ruang kota bisa menjadi lebih aman, nyaman, dan ramah bagi semua pengguna jalan.

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *