Washington DC – Menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan pada 5 November, sejumlah negara bagian memperketat pengamanan untuk mencegah terulangnya kerusuhan seperti yang terjadi pada awal tahun 2021. Saat itu, mantan Presiden Donald Trump kalah dari Presiden Joe Biden, memicu kerusuhan besar di Gedung Capitol.
Di Nevada, yang menjadi lokasi kota Las Vegas, otoritas setempat telah memasang pagar keamanan mengelilingi gedung-gedung penting, termasuk lokasi penghitungan suara. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan selama dan setelah pemungutan suara, seperti dilaporkan oleh Reuters pada Selasa (5/11/2024).
Di Arizona, Sheriff setempat telah mempersiapkan para deputi dan anggotanya dalam kondisi siaga tinggi. Mereka mengerahkan drone dan penembak jitu sebagai langkah antisipasi terhadap potensi aksi kekerasan. Selain itu, gubernur di tiga negara bagian AS telah menyerukan pasukan Garda Nasional untuk membantu menjaga ketertiban selama pemilu berlangsung.
Ketegangan politik semakin memuncak saat Wakil Presiden Kamala Harris dan Donald Trump bersaing ketat untuk memperebutkan kursi kepresidenan. Kekhawatiran akan potensi kekerasan politik mendorong para pejabat AS untuk meningkatkan keamanan di berbagai wilayah, terutama di negara bagian yang menjadi medan pertempuran dalam pilpres.
Di Nevada, pagar keamanan dipasang di sekitar pusat tabulasi suara di Las Vegas, lokasi yang sebelumnya menjadi tempat unjuk rasa pendukung Trump setelah kekalahan dalam pilpres 2020. Gubernur Nevada, Joe Lombardo, telah mengaktifkan “kontingen terbatas” yang terdiri dari 60 personel Garda Nasional untuk memastikan respons cepat terhadap setiap ancaman.
Di Arizona, langkah serupa diambil dengan pemasangan pagar keamanan di sekitar pusat tabulasi suara di Maricopa County, Phoenix. Sheriff Russ Skinner menyatakan departemennya dalam kondisi “siaga tinggi” dan telah menginstruksikan para deputinya untuk siap bertugas. Mereka juga menggunakan drone untuk memantau aktivitas di sekitar tempat pemungutan suara.
Di Michigan, yang juga menjadi medan pertempuran pilpres, langkah-langkah keamanan diperketat. Empat tahun lalu, pendukung Trump menyerbu gedung konvensi di Detroit saat penghitungan suara. Tahun ini, rak sepeda berwarna kuning dipasang untuk mencegah orang mendekati gedung, dan pengunjung harus melewati detektor logam dengan pengawasan ketat dari polisi.
Langkah serupa juga diambil di negara bagian Oregon dan Washington, yang telah mengaktifkan Garda Nasional mereka. Di ibu kota Washington DC, beberapa jendela etalase pertokoan dan bangunan lainnya dilapisi kayu sebagai antisipasi.
Profesor sosiologi di Universitas Chapman, California, Peter Simi, yang meneliti ancaman terhadap pejabat publik, menyebut skenario terburuk adalah jika Trump kalah dari Harris dan tidak mengakui kekalahannya. Menurut Simi, konflik yang mungkin terjadi bisa berupa “peristiwa besar di berbagai lokasi”, yang akan lebih sulit ditangani oleh penegak hukum AS.