Jakarta – Vladimir Putin, Presiden Rusia, dilaporkan telah menyampaikan ucapan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Hal ini terjadi meskipun sebelumnya Kremlin menyatakan bahwa Putin tidak memiliki rencana untuk memberikan ucapan selamat kepada pemimpin baru Negeri Paman Sam tersebut.
Menurut laporan dari Newsweek yang dikutip pada Kamis (7/11/2024), media Rusia Verstka melaporkan bahwa ucapan selamat tersebut disampaikan oleh Putin melalui seorang perantara. Namun, identitas perantara tersebut tidak diungkapkan dalam laporan tersebut.
Laporan ini bertentangan dengan pernyataan resmi Kremlin sebelumnya, di mana Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa pihaknya tidak akan memberikan ucapan selamat kepada Trump karena adanya eskalasi ketegangan yang tidak langsung antara kedua negara.
Selain Putin, beberapa pejabat tinggi pemerintah Rusia lainnya juga dilaporkan telah memberikan ucapan selamat kepada Trump atas kemenangannya. Di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan Wakil Ketua Dewan Keamanan yang juga mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.
German Gref, Ketua Dewan Sberbank, serta Ketua Parlemen Vyacheslav Volodin dan Valentina Matviyenko juga dilaporkan sudah menyampaikan ucapan selamat. CEO Russian Direct Investment Fund (RDIF), Kirill Dmitriev, menyatakan kepada Politico bahwa terpilihnya kembali Trump membuka peluang baru untuk mengatur ulang hubungan antara Rusia dan AS.
Trump secara resmi telah menyatakan dirinya sebagai pemenang dalam kontestasi pilpres AS. Calon dari Partai Republik ini dipastikan menang setelah melewati ambang batas electoral college dengan 270 suara, mengalahkan pesaingnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Kemenangan Trump terjadi di tengah hubungan yang memanas antara AS dan Rusia, terutama akibat serangan Moskow ke Ukraina. Washington telah memilih untuk mendukung Kyiv dalam konflik tersebut dengan memberikan bantuan persenjataan dan dukungan lainnya.
Dinamika peperangan ini juga telah memanaskan retorika nuklir antara dua kekuatan besar dunia tersebut. Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, bahkan telah mengangkat narasi bahwa perang nuklir bisa benar-benar terjadi antara kedua negara.