Jakarta – Presiden Rusia, Vladimir Putin, kembali melontarkan ancaman yang menggetarkan terhadap Ukraina dengan menyatakan niatnya untuk menyerang “pusat pengambilan keputusan” di jantung ibu kota Kyiv menggunakan rudal hipersonik terbaru Rusia, Oreshnik. Ancaman ini semakin memperkeruh ketegangan dalam konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun antara Rusia dan Ukraina.
Putin dengan penuh kebanggaan mengumumkan keberhasilan uji coba rudal Oreshnik, yang diklaim memiliki daya hancur luar biasa. Ia menggambarkan rudal hipersonik ini memiliki kekuatan setara dengan serangan nuklir atau bahkan “hantaman meteor”. Pernyataan ini disampaikan beberapa jam setelah serangan udara Rusia terbaru menghantam jaringan energi Ukraina, menyebabkan satu juta warga mengalami pemadaman listrik.
Dalam serangan tersebut, Rusia meluncurkan lebih dari 90 rudal dan sekitar 100 drone. Putin menyebut tindakan ini sebagai “respons” terhadap serangan Ukraina di wilayah Rusia yang menggunakan rudal-rudal buatan Amerika Serikat dan sekutunya. Konflik yang hampir memasuki tahun ketiga ini mengalami eskalasi tajam dalam beberapa hari terakhir, menambah ketidakpastian di kawasan tersebut.
Di Astana, Putin menegaskan bahwa rudal Oreshnik dapat mengubah target menjadi “debu” dan memiliki suhu yang setara dengan “permukaan matahari”. Ia menyatakan bahwa Rusia “terpaksa” menguji coba senjata ini “dalam kondisi pertempuran” setelah Ukraina melancarkan serangan menggunakan rudal ATACMS buatan AS. Putin juga mengklaim bahwa Oreshnik dapat bergerak dengan kecepatan “sekitar tiga kilometer per detik”.
Putin mengklaim bahwa Rusia memiliki informasi mengenai jumlah dan lokasi penyimpanan senjata jarak jauh yang diberikan oleh Amerika Serikat dan sekutunya kepada Kyiv.