Jakarta – Menteri Pekerja Migran Indonesia (PMI), Abdul Kadir Karding, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait dugaan bahwa bisnis judi online yang menjamur di Kamboja ternyata dimiliki oleh warga negara Indonesia (WNI). Menurut Karding, hal ini memungkinkan para bandar judi beroperasi dengan leluasa dan kebal dari jeratan hukum, mengingat Kamboja melegalkan aktivitas perjudian bagi warganya.
Karding menjelaskan bahwa pihaknya telah menyusun serangkaian strategi untuk menangani kasus calon pekerja migran (CPMI) nonprosedural yang berangkat ke Kamboja. Fakta menunjukkan bahwa banyak CPMI yang pergi ke Kamboja menggunakan visa turis, namun setibanya di sana, mereka dipekerjakan dalam berbagai posisi di bisnis judi online, mulai dari operator hingga terlibat dalam aktivitas penipuan.
Menurut Karding, kunci untuk mengatasi permasalahan ini terletak pada peningkatan literasi dan pengawasan imigrasi. Dia menyatakan telah melakukan diskusi dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk memastikan bahwa WNI yang berangkat ke Kamboja memiliki modal yang cukup dan tidak terjebak dalam bisnis ilegal.
Selain itu, Karding menekankan pentingnya pembongkaran sindikat bisnis haram tersebut. Pihaknya berencana untuk melakukan diplomasi dengan negara terkait guna menyelesaikan kasus ini. Salah satu usulan yang diajukan adalah memberikan pekerjaan yang layak bagi WNI yang terlanjur berada di Kamboja, sehingga mereka tidak terlibat dalam aktivitas ilegal.
