Jakarta – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta, Reki Putra Jaya, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi melalui media sosial dan membentuk forum warga untuk mengawasi gerakan yang mengarah pada golput, termasuk gerakan anak abah tusuk 3 paslon.
Reki menjelaskan bahwa Bawaslu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan memberikan pengawasan ketat terhadap dugaan pelanggaran, salah satunya adalah narasi golput yang beredar di media sosial terkait gerakan tusuk 3 paslon. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pemilu berjalan dengan jujur dan adil.
Selain membentuk forum warga untuk memberikan sosialisasi dan informasi, Bawaslu juga telah menyediakan fasilitas seperti WhatsApp Center. Masyarakat diperbolehkan untuk mengadukan indikasi dan informasi awal yang sifatnya dugaan pelanggaran ke kantor pengawas di tingkat kabupaten, kota, ataupun provinsi. Langkah ini diambil untuk mempermudah masyarakat dalam melaporkan pelanggaran yang mereka temui.
Reki juga menyebutkan bahwa selain upaya dari pihak internal Bawaslu, akan ada partisipasi dari berbagai stakeholder, termasuk Sentra Gakkumdu, dalam sosialisasi ini. Partisipasi berbagai pihak diharapkan dapat memperkuat pengawasan dan memastikan bahwa setiap pelanggaran dapat ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.
Terkait pengawasan melalui media sosial dan forum warga, Reki menambahkan bahwa saat ini program tersebut masih dalam tahap pematangan. Bawaslu terus berupaya untuk menyempurnakan program ini agar dapat berjalan efektif dan efisien dalam mengawasi setiap gerakan yang mengarah pada golput.
Menjelang Pilkada 2024, muncul kampanye mencoblos tiga paslon yang dimaksudkan untuk mengajak pendukung eks Gubernur DKI Jakarta agar tetap menggunakan hak suara mereka di Pilkada Jakarta. Namun, di sisi lain, penggunaan hak suara itu dimaksudkan untuk merusak surat suara. Bawaslu DKI Jakarta berkomitmen untuk mengawasi dan menindak tegas setiap upaya yang dapat merusak integritas pemilu.