Haluan.co – Sebelum jadi pengusaha sukses, Muhammad David Octavian ternyata dulunya seorang penjahit celana jeans.
Muhammad David Octavian atau yang akrab disapa Bang David menyebut semua itu tak luput dari kerja keras, dan doa yang memang tak pernah mengkhianati hasil.
Karena itulah yang dirasakan Muhammad David Octavian, pria yang tadinya penjahit celana jeans yang kini menjelma jadi pemilik showroom mobil mewah.
Lantas seperti apa perjuangan pria yang akrab disapa David Octavian itu?
Untuk bisa mencapai posisi saat ini, tentu David Octavian harus melewati berbagai rintangan pahit.
Yup, lahir dari keluarga pas pasan, David Octavian sejak kecil digembleng untuk hidup apa adanya, bahkan cenderung serba kekurangan.
Maklum saja, ayahnya cuma montir bengkel, sedangkan ibu hanyalah penjaga toko.
“Saya cuma anak kampung, bapak saya bukan siapa-siapa, ibu saya bukan siapa-siapa. Ke mana-mana saya naik vespa tua,” kenang David Octavian dikutip harianhaluan.com dari Okezone pada Kamis, 20 April 2023.
“Waktu sekolah teman-teman yang lain bisa lanjut nongkrong, saya nangis di motor. Soalnya apa? megang uang sepeser pun enggak. Mau minta ke orang tua enggak mungkin,” sambungnya dengan nada melas.
Tak ingin berpangku tangan, dan berharap belas kasihan orang lain, David kemudian putar otak untuk bisa mendapat penghasilan.
Rintisan usaha itu ia mulai dari bengkel celana jeans dengan kios seadanya, hanya seluas 1X 9 meter di kawasan Cipete Raya.
“Kalau ibu saya sakit, saya bawa pakai vespa ke klinik. Pas usaha bengkel jeans saya mulai berkembang saya bisa DP mobil,” tuturnya.
Saat itu, mobil tersebut diantar ke gang depan rumah. David sengaja tak bilang orang rumah, agar ibunya terkejut
“Kurir waktu itu bilang ‘Ini mobil atas nama ibu’ ibu saya jelas kaget. Satu kampung heboh. Saya cuma ketawa-ketawa saja di kamar,” katanya mengingat momen manis tersebut.
“Ibaratnya, di rumah saya punya poster mimpi. Umur segini harus punya mobil, umur segini harus punya ini. Dan Alhamdulillah mimpi itu terwujud satu persatu,” sambungnya.
Sebagai pengusaha yang sukses di usia muda, banyak orang yang iri hingga tidak terima meskipun kesusksesannya diraih melalui keringat sendiri.
Tidak sedikit orang-orang yang cemburu padanya, justru merupakan teman dekat.
“Dijuluki orang kaya baru, dianggap enggak selevel, dikatain ‘ya elah dulunya juga bukan siapa-siapa’ membuat saya sedih,” katanya.
Namun semua itu akhirnya dapat ia terima dengan lapang dada karena ada sang ibu yang terus memberikan semangat dan doa.
“Mungkn ibu saya bahagia karena saya sudah bisa mengangkat derajat keluarga dan sudah bisa membuat dia bangga. Tapi bagi saya, saya merasa kurang terus untuk membuat beliau bahagia,” ujarnya.
Dari pengalamannya itulah, David Octavian menegaskan, bahwa sebuah kesuksesan bisa diraih oleh siapapun, bukan karena latar belakang orangtua atau status sosial, tapi karena kegigihan, mampu membaca peluang dan ridho orang tua.***
