Bos Badan Pangan Bongkar Rahasia Impor Beras 5 Juta Ton di 2024!

1 min read

Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, penugasan impor beras untuk mengisi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang diberikan kepada Perum Bulog masih sebanyak 3,6 juta ton. Artinya, belum ada rencana penambahan kuota impor beras menjadi 5 juta ton untuk saat ini.

Meskipun demikian, Arief mengaku masih belum tahu apakah kuota impor beras tersebut akan ditambah atau justru dikurangi di masa mendatang. Menurutnya, perlu melihat situasi dan kondisi produksi beras dalam negeri terlebih dahulu untuk menentukan langkah selanjutnya.

Namun, Arief menegaskan bahwa hingga saat ini, kuota impor beras masih belum ditambah menjadi 5 juta ton.

Lebih lanjut, Arief menekankan bahwa fokus utama pihaknya saat ini adalah mengutamakan produksi dalam negeri. Pada awal bulan Juni 2024 lalu, Arief menyatakan bahwa ada potensi Indonesia kekurangan produksi beras hingga 5 juta ton tahun ini. Meski demikian, ia masih belum bisa memastikan apakah kekurangan tersebut akan ditutup dengan pengadaan luar negeri atau tidak.

Potensi kekurangan produksi beras hingga 5 juta ton tersebut, menurut Arief, disebabkan oleh musim tanam yang bergeser akibat El Nino. Ditambah lagi, tren hasil produksi di semester II biasanya lebih rendah dibandingkan semester I.

Dampak El Nino yang memicu kekeringan ekstrem di Indonesia pada tahun 2023 lalu juga sempat disinggung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman. Kala itu, dia memprediksi bahwa impor beras tahun 2024 bisa saja mencapai 5 juta ton.

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa Indonesia akan menikmati surplus beras pada bulan Agustus-September 2024. Hal ini menyusul adanya peningkatan produksi beras secara nasional di bulan-bulan tersebut.

Di sisi lain, BMKG menyebut bahwa La Nina belum terkonfirmasi terjadi. Padahal, La Nina diharapkan bisa membawa peningkatan hujan di daerah-daerah yang kini kering akibat musim kemarau. Dengan begitu, akan bisa menopang pasokan air untuk tanaman padi di musim tanam kali ini.

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan bahwa puncak panen padi di tahun 2024 mengalami pergeseran. Jika pada tahun 2022 dan 2023, puncak panen padi terjadi pada bulan Maret, maka di tahun 2024 terjadi pada bulan April.

BPS memproyeksikan bahwa luas panen pada bulan Agustus 2024 naik menjadi sekitar 940 ribu hektare (ha), dan di bulan September 2024 menjadi sekitar 1 juta ha. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2022 dan 2023 yang berkisar 800-an ribu ha. Demikian mengutip bahan paparan Pudji Ismartini saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, yang ditayangkan akun Youtube Kemendagri, Senin (19/8/2024).

Pada tahun 2022, produksi gabah di bulan Agustus-September masing-masing tercatat sekitar 4,08 juta ton GKG dan 4,34 juta ton GKG. Sementara pada tahun 2023, masing-masing sekitar 4,38 juta ton GKG dan 4,37 juta ton GKG.

Dengan posisi tersebut, BPS memprediksi akan terjadi surplus beras di bulan Agustus dan September 2024, yaitu masing-masing sekitar 80-an ribu ton dan 30-an ribu ton setara beras.

Berita Terbaru

Mengenai Kami

Haluan.co adalah bagian dari Haluan Media Group yang memiliki visi untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia melalui sajian berita yang aktual dan dapat dipercaya

Alamat
Jalan Kebon Kacang XXIX Nomor 02,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
—–
Lantai IV Basko Grandmall,
Jl. Prof. Hamka Kota Padang –
Sumatera Barat

 0813-4308-8869
 [email protected]

Copyright 2023. All rights reserved.
Haluan Media GroupÂ