Morut – Pemerintah Kecamatan Petasia Barat mengambil tindakan tegas dengan mengirimkan surat kepada seluruh kepala desa di 10 desa untuk segera melakukan fogging setelah seorang warga Desa Sampalowo meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kasus DBD ini mencuat setelah seorang anak di Desa Sampalowo, Febrian Jeremi Lauo, meninggal dunia akibat penyakit tersebut pada Sabtu malam, 10 Agustus 2024.
Camat Petasia Barat, Sat Yun Man Lauo, tidak ingin kecolongan lagi dengan adanya korban dari warganya. Oleh karena itu, upaya pencegahan segera dilakukan dengan menginstruksikan fogging di seluruh desa.
Rencana ini mendapat respon positif, salah satunya dari Kepala Desa Mondowe, Ikbal Sampe, yang mendukung penuh kegiatan fogging tersebut.
Kasus meninggalnya Febrian sangat disayangkan, terutama karena sebelumnya sudah ada kasus DBD yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Morowali Utara (Dinkes Morut) namun tidak ada tindakan fogging yang dilakukan.
Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan bahwa Febrian terkena DBD dan sempat dalam kondisi kritis sebelum akhirnya meninggal dunia. Kepergian anak tersebut menjadi pukulan berat bagi keluarga dan seluruh masyarakat. Bahkan, tokoh masyarakat seperti mantan Sekda dan mantan Pj Bupati Morut, Yalbert Tulaka, mengungkapkan kekecewaannya atas tragedi ini.
Diduga tidak ada laporan yang sampai ke Bupati Morut mengenai kasus DBD ini sehingga penanganannya menjadi lambat. Kepala Dinas Kesehatan Morut, Sapara, bahkan sulit dikonfirmasi oleh media ini.
Kasus DBD yang telah merenggut nyawa ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan, untuk lebih responsif terhadap upaya preventif.
Kritikan keras juga datang dari Dr. Mardiman Sane, SH, MH, yang menyayangkan keterlambatan penanganan kasus tersebut. Sejumlah pihak bahkan siap berkontribusi mendukung fogging yang akan dimulai pada hari Rabu, 14 Agustus 2024.
Dengan langkah cepat dan tegas dari pemerintah Kecamatan Petasia Barat, diharapkan kasus DBD dapat segera ditangani dan tidak ada lagi korban jiwa yang berjatuhan.