Jakarta – Harga emas dunia kembali menunjukkan penguatan pada awal perdagangan hari ini, Senin (10/1/2025), melanjutkan tren positif yang telah berlangsung sepanjang pekan lalu. Berdasarkan data dari Refintiv, harga emas di pasar spot pada Senin (13/1/2025) pukul 6.10 WIB tercatat mencapai US$2.690,14 per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 0,03% dari posisi sebelumnya.
Penguatan mingguan harga emas sebesar 2,5% pada pekan lalu didorong oleh lonjakan permintaan safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Laporan pekerjaan AS yang dirilis pekan ini menunjukkan peningkatan 256.000 lapangan kerja pada Desember, jauh melampaui estimasi 160.000. Data ini mencerminkan kekuatan pasar tenaga kerja, namun juga menimbulkan spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan menahan diri untuk memangkas suku bunga secara agresif tahun ini.
Meskipun demikian, investor tetap memilih emas sebagai aset lindung nilai di tengah kekhawatiran atas kebijakan proteksionis yang diusung oleh Presiden terpilih Donald Trump, termasuk rencana pemberlakuan tarif perdagangan universal. Ketidakpastian ini berpotensi mendorong inflasi, yang pada gilirannya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset anti-inflasi.
Risalah rapat The Fed bulan Desember menegaskan bahwa pembuat kebijakan akan lebih berhati-hati dalam menyesuaikan suku bunga, dengan mempertimbangkan risiko dari langkah-langkah ekspansif Trump. Menjelang pelantikan Trump pada 20 Januari, para investor merasa cemas dengan janjinya untuk mengenakan tarif pada berbagai macam impor, karena khawatir hal itu dapat memicu inflasi dan semakin membatasi kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Kinerja emas pada minggu ini mencerminkan kombinasi kuat antara faktor-faktor ekonomi global dengan permintaan safe haven. Sejak awal tahun, harga emas telah naik lebih dari US$ 65 per troy ons, dengan tren penguatan didukung oleh ketidakpastian geopolitik, mendekati pelantikan Trump, dan kekhawatiran akan kebijakan proteksionisnya yang menjadi fokus utama pasar.
Angka tenaga kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan mencerminkan daya tahan ekonomi, meskipun meningkatkan peluang penundaan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Selain itu, indeks dolar AS (DXY) yang relatif terkoreksi turut mendukung penguatan harga emas sepanjang pekan.
Pada Jumat, harga emas sempat turun ke US$ 2.663,09 sebelum kembali menguat tajam hingga menembus US$ 2.686,24.