Jakarta – Dalam sebuah pernyataan yang mengundang perhatian, Hashim Djojohadikusumo, saudara dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto, mengungkapkan rencana ambisius terkait program makan bergizi gratis yang akan disediakan dua kali sehari. Namun, Badan Gizi Nasional segera memberikan klarifikasi mengenai hal ini. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dua kali sehari adalah frekuensi distribusi makanan gratis, bukan jumlah porsi yang diterima oleh setiap anak.
Dadan Hindayana menegaskan bahwa inti dari program ini adalah memberikan satu porsi makan bergizi gratis setiap hari kepada anak-anak sekolah. Program ini menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan Prabowo, dengan tujuan meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak di Indonesia. Selain itu, program ini juga dirancang untuk menjangkau kelompok rentan lainnya, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Namun, sebelum program ini dapat diimplementasikan secara menyeluruh, Badan Gizi Nasional masih harus melakukan pendataan langsung di lapangan. Dadan menekankan bahwa penggunaan data sekunder tidak memadai untuk memastikan bahwa bantuan makanan gratis ini tepat sasaran, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Oleh karena itu, pendataan yang akurat dan komprehensif menjadi langkah penting dalam pelaksanaan program ini.
Dalam upaya mendukung program ini, Badan Gizi Nasional menargetkan pembentukan sekitar 30 ribu satuan pelayanan di seluruh Indonesia. Dadan menyatakan bahwa satuan pelayanan ini diharapkan dapat terbentuk paling lambat pada tahun 2027. Satuan pelayanan ini berbeda dengan dapur umum, karena tidak hanya berfungsi sebagai tempat memasak makanan, tetapi juga sebagai offtaker dari produk pertanian lokal, yang akan mendukung keberlanjutan program ini.