Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memulai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (17/12/2024) dengan langkah yang kurang menggembirakan, bergerak di zona merah. Pada pukul 09.08 WIB, IHSG tercatat di posisi 7.237,76, mengalami penurunan sebesar 20,86 poin atau 0,29 persen dari penutupan sebelumnya di level 7.258,63. Dari total saham yang diperdagangkan, 184 saham bergerak di zona hijau, 177 saham di zona merah, dan 197 saham lainnya stagnan. Nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 905,43 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 875,62 juta saham.
Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, mengungkapkan bahwa data ekonomi China yang diharapkan dapat menunjukkan pemulihan ternyata tidak memenuhi ekspektasi. Produksi industri tahunan meningkat dari 5,3 persen menjadi 5,4 persen, namun angka tahunan tetap di level 5,8 persen. Sementara itu, penjualan ritel justru mengalami penurunan dari 4,8 persen menjadi 3 persen secara tahunan, yang mengejutkan mengingat biasanya menjelang akhir tahun penjualan ritel cenderung meningkat.
Di dalam negeri, pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen yang akan berlaku mulai 1 Januari 2024. Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengungkapkan bahwa kebijakan ini dilaksanakan sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Berdasarkan analisis teknikal, IHSG diprediksi berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.200–7.330.
Di kawasan Asia, bursa menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Indeks Nikkei 225 menguat 0,32 persen atau 127,5 poin ke level 39.590,50, sementara Shanghai Composite tumbuh 0,15 persen atau 5,01 poin ke level 3.391,35. Sebaliknya, Strait Times turun 0,39 persen atau 14,94 poin ke level 3.806,09, dan Hang Seng melemah 0,35 persen atau 68,75 poin ke level 19.726,75.
Pada pasar spot pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga mengalami pelemahan. Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.21 WIB, rupiah berada di level Rp 16.026 per dollar AS, melemah 24,5 poin atau 0,15 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 16.001,5 per dollar AS. Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa indeks dollar AS pagi ini bergerak sedikit lebih rendah dibandingkan pergerakan pagi kemarin, yakni di sekitar 106,77 berbanding 106,85.
Dollar AS terlihat tengah melakukan konsolidasi terhadap nilai tukar mata uang lainnya menjelang pengumuman kebijakan moneter AS pada 19 Desember dini hari. Bank sentral AS, The Fed, diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya di Desember ini sebesar 25 basis poin (bps), namun untuk ke depannya mungkin akan memberikan sinyal untuk menahan suku bunga lebih lama. Hal ini dipengaruhi oleh data ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan, seperti data Purchasing Managers Index (PMI) komposit AS Desember yang menunjukkan hasil lebih baik dari sebelumnya, berada di level 56,6 dibandingkan dengan sebelumnya 54,9. Namun, data inflasi AS menunjukkan kesulitan untuk bergerak lebih rendah dari sebelumnya.