Tel Aviv – Israel menuduh Paus Fransiskus menerapkan ‘standar ganda’ setelah pemimpin tertinggi gereja Katolik dunia tersebut mengutuk serangan udara yang menewaskan anak-anak di Gaza, Palestina. Paus Fransiskus menyebut tindakan Israel sebagai ‘kekejaman’ setelah serangan udara tersebut menewaskan tujuh anak dari satu keluarga.
Badan Penyelamat Pertahanan Sipil Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel pada Jumat (20/12) di bagian utara wilayah Palestina menewaskan 10 anggota keluarga, termasuk tujuh anak. Paus Fransiskus menganggap serangan ini sebagai tindakan kekejaman yang tidak dapat diterima.
Menanggapi tuduhan tersebut, Israel berdalih bahwa ‘kekejaman adalah teroris yang bersembunyi di balik anak-anak sambil mencoba membunuh anak-anak Israel; kekejaman adalah menyandera 100 orang selama 442 hari, termasuk bayi dan anak-anak, oleh teroris dan menyiksa mereka’. Pernyataan ini merujuk pada tindakan militan Hamas yang menyerang Israel dan menyandera orang-orang pada 7 Oktober 2023.
Serangan besar-besaran Israel ke Gaza telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Serangan ini diklaim sebagai balasan atas serangan Hamas ke Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan ratusan orang lainnya disandera. Konflik ini telah menimbulkan ketegangan yang semakin meningkat di wilayah tersebut.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45 ribu orang, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan. Selain itu, serangan ini juga memaksa jutaan warga Gaza mengungsi dan menghadapi ancaman kelaparan. Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk akibat konflik yang berkepanjangan ini.