Jakarta – Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, mengungkapkan bahwa bandara di Medan dan Batam memiliki potensi besar untuk menjadi Bandar Udara Pengumpul (hub). Hub adalah bandara yang memiliki cakupan pelayanan luas dari berbagai bandara yang melayani penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar, serta berpengaruh signifikan terhadap perkembangan ekonomi nasional atau berbagai provinsi.
Menurut Budi, ini adalah tantangan besar bagi Indonesia yang berada di posisi paling selatan di peta dunia. Saat ini, Bandara Internasional Changi di Singapura menjadi bandara hub utama di kawasan ini. Namun, Budi menegaskan bahwa pihaknya telah merintis upaya pembentukan hub di Batam dan Medan. Upaya ini melibatkan PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports yang baru terbentuk, dan kini menjadi operator bandara ke-5 terbesar di dunia.
Selain itu, Budi juga menyebutkan perintah Presiden Joko Widodo yang menekankan pentingnya kesatuan Indonesia, termasuk daerah terluar dan terpencil. Ini mencakup bandara di kota-kota seperti Banda Aceh, Jayapura, dan lainnya, yang menurut Budi harus mendapat perhatian yang sama seperti Bandara Soekarno-Hatta.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan bahwa pihaknya bersama Kemenhub sedang mempersiapkan bandara di Batam dan Medan untuk menjadi hub. Dalam hal ini, mereka telah bekerja sama dengan operator bandara milik India, GMR Airports Limited, untuk mengembangkan Bandara Kualanamu di Medan. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan Incheon International Airport Corporation (IIAC) dari Korea Selatan untuk mempercepat pembangunan Bandara Internasional Hang Nadim di Batam.
Erick Thohir menambahkan bahwa proses ini memerlukan konsolidasi sistem, pengembangan sumber daya manusia (human capital), serta bagaimana menciptakan pemasukan tambahan dari berbagai sisi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa bandara-bandara tersebut dapat berfungsi optimal sebagai hub udara nasional.