Jakarta – Sekelompok individu yang mengatasnamakan Front Persaudaraan Islam (FPI) menolak kehadiran mantan Ketua PWNU Jawa Timur, Marzuki Mustamar, untuk memberikan ceramah di acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Huda, Tenggumung, Surabaya, pada Sabtu (28/9).
Penolakan tersebut dituangkan dalam surat pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh DPW FPI Kota Surabaya dengan nomor 02/PS/DPW/FPI-SURABAYA/ROBI’UL AWWAL 1446 H. Surat ini ditandatangani oleh Ketua Tanfidz Abdul Wahid Murtadho dan Sekretaris FPI Ahmad Yasin.
Ketua DPP Advokat Persaudaraan Islam, Aziz Yanuar, menyatakan bahwa DPP FPI tidak menginstruksikan penolakan terhadap ceramah Marzuki Mustamar.
Dalam wawancara terpisah, Sekretaris FPI Surabaya, Ahmad Yasin, menjelaskan bahwa alasan penolakan tersebut adalah karena Marzuki sering menyentil isu yang meragukan nasab habaib dalam ceramahnya akhir-akhir ini. Menurut Yasin, masyarakat di sekitar masjid adalah orang-orang yang sangat fanatik terhadap para habib. Ia khawatir jika Marzuki tetap berceramah, ketertiban lingkungan sekitar akan terganggu.
FPI kemudian membuat surat pernyataan sikap yang berisi penolakan kehadiran Marzuki pada Kamis (26/9). Surat tersebut ditujukan kepada takmir Masjid Al Huda dan kepolisian setempat, dengan permintaan agar penceramah diganti.
Pada Jumat (27/9), FPI kembali mengadakan pertemuan dengan takmir masjid dan panitia acara. Namun, kesepakatan tidak tercapai. Takmir dan panitia tetap mengundang Marzuki, sementara FPI tetap menolak.
Meskipun tuntutannya tidak diakomodasi, Yasin menegaskan bahwa FPI tidak akan membubarkan acara Maulid Nabi tersebut. Mereka juga tidak akan mengerahkan massa atau anggotanya untuk menghentikan pelaksanaan pengajian.
Sebagai langkah pengamanan, 150 personel Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) dikerahkan untuk menjaga Marzuki saat mengisi ceramah di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Huda.