Mengapa IHSG Terjun Bebas? Ini Penyebabnya!

1 min read

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan pada perdagangan sesi I Rabu (24/7/2024), bertepatan dengan dimulainya musim rilis kinerja keuangan emiten untuk semester pertama 2024. Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG terkoreksi sebesar 0,36% ke posisi 7.287,88, mendekati level psikologis 7.200.

Pada sesi I hari ini, nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 4 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 9,3 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 610.030 kali. Dari total saham yang diperdagangkan, 226 saham mengalami apresiasi, 288 saham terdepresiasi, dan 265 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor infrastruktur menjadi penekan terbesar IHSG dengan penurunan mencapai 0,71%. Saham perbankan Himbara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I, dengan penurunan mencapai 11,6 indeks poin.

Pelemahan IHSG ini terjadi karena investor mengantisipasi dimulainya musim rilis kinerja keuangan emiten pada kuartal II-2024 atau semester pertama 2024. Pada hari ini, dua emiten raksasa, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), berencana merilis kinerja keuangannya untuk semester I-2024. Diharapkan, emiten-emiten besar di Indonesia masih mencatatkan kinerja positif pada semester I-2024.

Di sisi lain, suhu politik di Amerika Serikat semakin memanas setelah Joe Biden mundur dari pencalonan presiden 2024. Wakil Presiden Kamala Harris kini digadang-gadang akan menggantikan Biden sebagai calon dari Partai Demokrat untuk pilpres 2024. Polling Reuters menunjukkan Kamala Harris unggul tipis 2% atas kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, setelah Biden mengakhiri kampanye pencalonannya dan memberikan dukungan kepada Kamala.

Jajak pendapat yang dilakukan pada Senin dan Selasa mengikuti Konvensi Nasional Partai Republik di mana Trump secara resmi menerima nominasi pada Kamis, serta pengumuman Biden pada Minggu pekan lalu bahwa dia meninggalkan perlombaan dan mendukung Kamala. Dalam kampanyenya, Kamala menyatakan bahwa dia telah mengamankan nominasi Demokrat, memimpin Trump dengan skor 44% berbanding 42% dalam jajak pendapat nasional, dengan margin kesalahan sebesar 3%.

Dengan berubahnya peta politik di AS, ketidakpastian kembali meningkat. Sebelumnya, pasar memperkirakan Trump mungkin akan memenangkan Pilpres AS kali ini, tetapi situasi berubah sejak Biden mengundurkan diri. Ketidakpastian ini berdampak pada pasar keuangan global, termasuk di dalam negeri, dan potensi volatilitasnya kembali meningkat.

Namun, pasar masih optimis bahwa politik di AS tidak akan memburuk dan mereka juga optimis bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) berpotensi akan mulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan The Fed akan memulai memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang dengan probabilitas mencapai 93,6%.

Pada pertemuan November, pasar juga memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga untuk kedua kalinya dengan probabilitas mencapai 53,1%. Kemudian pada pertemuan terakhir di 2024, tepatnya pada Desember, pasar memprediksi The Fed akan kembali memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya dengan probabilitas mencapai 47,7%.

Berita Terbaru

Mengenai Kami

Haluan.co adalah bagian dari Haluan Media Group yang memiliki visi untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia melalui sajian berita yang aktual dan dapat dipercaya

Alamat
Jalan Kebon Kacang XXIX Nomor 02,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
—–
Lantai IV Basko Grandmall,
Jl. Prof. Hamka Kota Padang –
Sumatera Barat

 0813-4308-8869
 [email protected]

Copyright 2023. All rights reserved.
Haluan Media GroupÂ