Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengonfirmasi bahwa penyaluran bahan bakar minyak (BBM) jenis biodiesel akan beralih dari B35 menjadi B40 mulai 1 Januari 2025.
Biodiesel, yang merupakan BBM nabati berbasis sawit dengan campuran Solar, telah diinisiasi oleh pemerintah sejak tahun 2008. Pada awal penerapannya, campuran biodiesel hanya sebesar 2,5 persen dengan Solar 97,5 persen. Seiring berjalannya waktu, kadar campuran biodiesel ini terus ditingkatkan. Pada tahun 2016, campuran biodiesel dinaikkan menjadi 20 persen atau yang dikenal dengan B20. Kemudian, pada tahun 2020, kadar campuran ini kembali dinaikkan menjadi B30.
Pada awal Februari 2023, pemerintah mulai menggulirkan B35. Eniya, salah satu pejabat di Kementerian ESDM, menyatakan bahwa penerapan B35 berjalan dengan lancar. Pihaknya juga telah berhasil mengidentifikasi kemampuan teknis penyediaan dan infrastruktur untuk menjamin suplai tetap aman.
Menjelang penerapan B40 yang tinggal empat bulan lagi, Eniya menyebutkan bahwa pihaknya sedang dalam masa persiapan. Menurutnya, komitmen untuk meningkatkan persentase biodiesel tidak berhenti di B40. Pihaknya berencana untuk terus meningkatkan persentase biodiesel menjadi B50 atau bahkan B60 di masa mendatang.
Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengembangan biodiesel sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Langkah-langkah peningkatan persentase biodiesel ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan serta mendukung ketahanan energi nasional.