Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan pesan penting terkait program Merdeka Belajar dalam rapat terakhirnya dengan Komisi X DPR sebelum mengakhiri masa jabatannya sebagai menteri.
Dalam kesempatan tersebut, Nadiem Makarim membacakan sebuah puisi yang mencerminkan refleksi dirinya mengenai kondisi dunia pendidikan di Indonesia. Puisi tersebut menggambarkan berbagai tantangan dan harapan yang dihadapi sektor pendidikan di tanah air.
Program Merdeka Belajar merupakan salah satu inisiatif utama yang dijalankan oleh Kemendikbudristek di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim. Program ini bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inovatif dan adaptif.
Salah satu bagian dari program Merdeka Belajar adalah Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Program ini berupaya untuk menjembatani dunia pendidikan dengan industri, sehingga lulusan perguruan tinggi dapat lebih siap menghadapi dunia kerja. Namun, program ini tidak luput dari kritik. Beberapa pihak menilai bahwa program ini belum mampu mengatasi salah satu masalah utama dalam pendidikan di Indonesia, yaitu tingginya biaya pendidikan tinggi.
Meskipun memiliki tujuan yang baik, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka sering kali dikritik karena dianggap belum menjawab masalah mahalnya biaya pendidikan tinggi di Indonesia. Banyak mahasiswa dan orang tua yang masih merasa terbebani dengan biaya kuliah yang tinggi, sehingga akses terhadap pendidikan tinggi masih menjadi tantangan besar.
Dalam puisi yang dibacakannya, Nadiem Makarim juga menyampaikan harapannya agar program Merdeka Belajar dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ia berharap bahwa program ini dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi sektor pendidikan, termasuk masalah biaya pendidikan tinggi.