Jakarta – Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, mengangkat isu-isu krusial yang melanda ibu kota, seperti ketimpangan yang mencolok dan banjir, yang menurutnya berakar dari ketidakadilan dalam tata ruang. Ridwan Kamil, yang akrab disapa Emil, menyatakan bahwa ketidakadilan tata ruang ini adalah warisan dari kebijakan tata ruang yang tersegregasi sejak zaman kolonial. Dampak dari masa lalu tersebut, menurut Emil, masih terasa hingga kini.
Emil, yang juga mantan Gubernur Jawa Barat, menjelaskan bahwa ketidakadilan tata ruang telah menciptakan ketimpangan yang mencolok di Jakarta. Ketimpangan ini terlihat dari berbagai masalah seperti kesulitan akses air bersih, polusi udara saat musim kemarau, banjir yang kerap melanda, serta penumpukan sampah di berbagai sudut kota.
Untuk mengatasi ketidakadilan tata ruang, Emil menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menghadirkan solusi konkret. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pengelolaan mangrove dan pembangunan Giant Sea Wall. Program ini diyakini dapat mengurangi dampak banjir dan memperbaiki tata ruang kota.
Selain itu, Emil berjanji untuk melaksanakan program renovasi rumah dengan memberikan bantuan sebesar Rp 50-100 juta. Program ini, yang pernah ia terapkan saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, bertujuan untuk meningkatkan kualitas hunian warga dan mengurangi ketimpangan sosial.