Jakarta – Pada pagi Rabu, 20 November, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp 15.842 per dolar Amerika Serikat. Mata uang kebanggaan Nusantara ini mengalami peningkatan sebesar 2,5 poin atau setara dengan 0,02 persen. Kenaikan ini menandakan bahwa rupiah masih mampu bertahan di tengah gejolak pasar valuta asing.
Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga menunjukkan performa yang solid pagi ini. Ringgit Malaysia, peso Filipina, won Korea Selatan, dolar Singapura, dan baht Thailand semuanya mengalami penguatan.
Sebaliknya, yen Jepang dan yuan China mengalami pelemahan. Situasi ini mencerminkan adanya tekanan yang berbeda di pasar valuta asing, di mana beberapa mata uang mengalami penguatan sementara yang lain justru melemah.
Lukman Leong, seorang analis komoditas dan mata uang, memprediksi bahwa rupiah memiliki potensi untuk menyaingi dolar AS. Menurutnya, data perumahan dari Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan menjadi salah satu faktor yang dapat mendorong penguatan rupiah. Leong memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.775 hingga Rp 15.875 per dolar AS pada hari ini.