Jakarta – Rusia baru saja melancarkan rudal hipersonik ke Ukraina, sebuah langkah yang semakin memperkeruh suasana di kawasan tersebut. Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengungkapkan bahwa Rusia telah memberi tahu Amerika Serikat setengah jam sebelum peluncuran dilakukan. Informasi ini disampaikan melalui jalur komunikasi de-eskalasi nuklir otomatis, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita TASS dan dikutip AFP pada Jumat (21/11/2024).
Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebelumnya mengumumkan bahwa Rusia telah menguji coba jenis baru rudal jarak menengah hipersonik di kota Dnipro, Ukraina. Rudal ini dilengkapi dengan hulu ledak non-nuklir, menandai kemajuan signifikan dalam teknologi militer Rusia. Namun, tindakan ini memicu kekhawatiran di kalangan internasional, terutama di Ukraina dan negara-negara Barat.
Pemerintah Kyiv menuduh Rusia telah menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke wilayah mereka. Meski demikian, pihak Ukraina menyatakan bahwa mereka sedang melakukan pengujian pada puing-puing untuk memastikan jenis senjata dan hulu ledak yang digunakan dalam serangan tersebut. Tuduhan ini menambah ketegangan antara kedua negara yang telah lama berseteru.
Menurut Peskov, Pusat Nasional Rusia untuk Pengurangan Bahaya Nuklir telah mengirimkan pesan ke layanan serupa di Amerika Serikat secara otomatis 30 menit sebelum peluncuran yang direncanakan.